PENDAHULUAN
I. Definisi dan Prevalensi
Ileus adalah gangguan atau hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan.1,2,3 Kira-kira 60–70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendisitis akut disebabkan oleh ileus.3 Ileus terbagi menjadi dua macam yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Ileus obstruktif (ileus mekanik) adalah gangguan pasase usus yang disebabkan oleh sumbatan mekanik.1,3,4 Sedangkan ileus paralitik (ileus non mekanik) adalah terhentinya peristaltik usus karena adanya lesi saraf (terjepit, meradang) sehingga terjadi kelumpuhan saraf.5 Beberapa penyebab ileus obstruktif adalah hernia inkarserata, invaginasi, keganasan, volvulus, malformasi usus dan adhesi. Sedangkan penyebab ileus paralitik adalah kelainan neurologik (paska operasi, kerusakan medula spinalis), obat-obatan (narkotika, antihipertensi), infeksi (peritonitis,pneumonia), iskemia usus, dan kelainan metabolik (komplikasi diabetes mellitus, hipokalemia, uremia).
Di Indonesia ileus obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata sedangkan ileus paralitik sering disebabkan oleh peritonitis.1,2 Enam puluh persen kasus ileus obstruktif yang ditemukan di Amerika Serikat, adhesi pada operasi ginekologik, appendektomi dan reseksi kolorektal adalah penyebab terbanyak dari ileus obstruktif.6 Berdasarkan data salah satu rumah sakit umum di Australia pada tahun 2001 hingga 2002, sekitar 6.5 orang per 10,000 populasi di Australia diopname di rumah sakit karena ileus paralitik dan ileus ostruktif.7 Serta berdasarkan penelitian pada tahun 2001 hingga 2002 yang dilakukan oleh Markogiannakis dkk, ditemukan 60% pasien yang dirawat di Rumah Sakit Hippokratian, Athens mengalami ileus obstruktif dengan rata-rata pasien berumur antara sekitar 16 sampai 98 tahun dengan rasio perbandingan perempuan lebih banyak daripada laki-laki.6
II. Faktor-faktor Penyebab
Beberapa faktor penyebab ileus obstruktif adalah hernia inkarserata, invaginasi, keganasan, volvulus, malformasi usus dan adhesi. Etiologi dari ileus obstruktif dapat dibagi menjadi 3 yaitu :3
1. Obstruksi ekstraluminal (lesi ekstrinsik) yang disebabkan oleh adhesi (postoperative), hernia (inguinal, femoral, umbilical), neoplasma (karsinoma), dan abses intraabdominal.
2. Obstruksi intrinsik (lesi intrinsik) yang biasanya terjadi karena kongenital (malrotasi, kista), inflamasi (Chron’s disease, divertikulitis), neoplasma, traumatik, dan intususepsi.
3. Obstruksi intraluminal oleh karena gallstone dan enterolith.
Sedangkan faktor penyebab dari ileus paralitik adalah pembedahan abdomen, trauma abdomen serta cedera usus, infeksi (appendisitis, peritonitis & diverticulitis), pneumonia, sepsis, serangan jantung, ketidakseimbangan elektrolit darah (natrium, rendah kalium, tinggi kalsium), kelainan metabolik yang mempengaruhi fungsi otot, obat-obatan (narkotika, antihipertensi), mesenteric ischemia, aterosklerosis (menyebabkan berkurangnya aliran darah ke usus), gagal ginjal, kelenjar tiroid yang kurang aktif.1,2,3
Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ileus ditinjau dari teori Blumn dibedakan menjadi empat faktor, yaitu : faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor biologi, dan faktor pelayanan kesehatan. Dimana Keempat faktor ini saling berhubungan dalam mempengaruhi terjadinya suatu penyakit seperti ileus ini.
Tabel 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Ileus |
Faktor Biologi | Faktor Lingkungan | Faktor Perilaku | Faktor Pelayanan Kesehatan |
· Wanita lebih berisiko dibandingkan dengan laki-laki · Usia berkisar antara 16-98 tahun · Riwayat keluarga untuk penyakit DM · Malformasi kongenital usus | · Lingkungan dengan kebersihan yang kurang baik atau lingkungan kumuh · Lingkungan yang padat penduduk dan tingkat kriminalitas yang tinggi | · Pola makanan yang tinggi lemak, tinggi karbohidrat dan rendah serat. Serta yang serba instant. · Kurangnya berolahraga · Kegemukan (obesitas) · Penggunaan obat-obatan seperti narkotika atau obat antihipertensi jangka panjang · Kurangnya kesadaran untuk berobat dini · Sulit untuk melakukan pemeriksaan rutin kesehatan jika tidak ada keluhan | · Minimnya pengetahuan petugas kesehatan · Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai · Terlambat dalam mendiagnosis dan memberikan penatalaksanaan · Keliru dalam mendiagnosis dan memberikan penatalaksanaan |
III. Faktor yang paling berperan
Faktor yang sangat berperan mempengaruhi terjadinya ileus adalah faktor pelayanan kesehatan.
IV. Akar-akar permasalahan
Keterlambatan petugas pelayanan kesehatan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan penatalaksanaan yang baik dan tepat.
V. Akar masalah utama
Faktor dari pelayanan kesehatan yang menjadi masalah utama dalam kasus ileus adalah keterlambatan dalam menegakkan diagnosis dan memberikan penatalaksanaan. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan petugas kesehatan itu sendiri tentang penyakit ileus, sehingga dia tidak dapat mengenali tanda-tanda awal dari ileus, yang dapat menyebabkan keterlambatan dalam penegakkan diagnosis yang berujung pada keterlambatan dalam memberikan penatalaksanaan yang baik dan tepat. Bahkan tidak jarang pasien datang kembali dalam kondisi yang lebih buruk dari sebelumnya atau mengalami komplikasi yang dapat mengancam jiwa pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan akar permasalahan tersebut dengan jalan meningkatkan pengetahuan petugas pelayanan kesehatan dan juga masyarakat mengenai penyakit ileus.
VI. Rencana program kegiatan
Pilihan program untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan, antara lain:
1. Memberikan kuliah penyegaran bagi petugas kesehatan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan terhadap ileus untuk meninjau ulang pengetahuan petugas kesehatan dan menambah informasi-informasi baru mengenai ileus bagi petugas kesehatan.
2. Membuat brosur-brosur yang berisikan informasi terbaru secara ringkas dan lengkap tentang ileus untuk dibagikan kepada petugas-petugas kesehatan.
3. Menganjurkan kepada pemerintah setempat agar memasukkan pemberian kuliah atau seminar dan pelatihan bagi petugas kesehatan sebagai salah satu program kerja rutin.
Alternatif terbaik dalam memecahkan masalah untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan tentang diagnosis dan penatalaksanaan terhadap ileus adalah dengan memberikan kuliah atau seminar yang bertujuan untuk memperbaharui dan menambah pengetahuan mereka mengenai penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan dari ileus. Dengan ini, diharapkan petugas kesehatan tahu apa yang harus dilakukan oleh mereka dalam menghadapi pasien yang menderita ileus dengan memberikan penatalaksanaan yang tepat, segera dan adekuat.
DAFTAR PUSTAKA
5. Syamsuhidayat R, Wim DJ. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta, 1997.
Anonim. Society Statistic for Paralytic Ileus. [online]. 2008 Dec [cited 2010 May 16];[6 screens]. Available from URL: http://www.wrongdiagnosis.com/p/paralytic_ileus/intro.htm