PENDAHULUAN
1. Pengertian dan Prevalensi
            Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus (kolon spastik) merupakan suatu sindrom atau kumpulan dari gejala-gejala. Gejala yang paling umum dari IBS adalah sakit perut atau ketidaknyamanan pada daerah perut seperti kram, kembung, diare, dan atau tanpa konstipasi. IBS memberikan efek pada kolon atau usus besar, yang merupakan bagian dari sistem pencernaan sebagai tempat penyimpanan feses. IBS bukanlah suatu penyakit, ini merupakan gangguan fungsional yang berarti usus tidak bekerja dan berfungsi dengan baik. 1
            Walaupun tidak ada  pengobatan untuk IBS, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala-gejala, termasuk pengaturan diet, obat-obatan, dan intervensi psikologikal. Pendidikan atau pengetahuan yang diberikan kepada pasien dan hubungan dokter-pasien yang baik juga mendukung hal ini.2,3
            Sebanyak 20 persen dari populasi orang dewasa, atau satu dari lima orang Amerika, memiliki gejala IBS, menjadikannya salah satu gangguan yang paling umum didiagnosa oleh dokter. Hal ini terjadi lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria, dan itu dimulai sebelum usia 35 di sekitar 50 persen orang.3
2. Faktor-Faktor Penyebab
             Para peneliti belum menemukan penyebab spesifik untuk IBS. Satu teori adalah bahwa orang yang menderita IBS memiliki usus , atau usus besar, yang sangat sensitif dan reaktif terhadap makanan tertentu dan stres.. Sistem kekebalan tubuh, yang melawan infeksi, juga mungkin terlibat.3
Tabel Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Irritable Bowel Syndrome (IBS)
   | Faktor biologi | Faktor lingkungan  | Faktor perilaku | Faktor pelayanan kesehatan | 
   | - Wanita lebih sering daripada   pria - Usia ( 50% sebelum usia 35   tahun ) | - Lingkungan yang tidak   menunjang pola makan dan aktivitas kurang sehat -Lingkungan hidup penuh stres | - Makan makanan tinggi lemak   dan rendah serat - Manajemen sters yang tidak   baik -Kurang kesadaran untuk   berobat dini - Keterlambatan dalam berobat -Tidak melakukan pemeriksaan   rutin kesehatan 
 | - Minimnya pengetahuan petugas   kesehatan - Kurangnya sarana dan   prasarana yang memadai - Keterlambatan dalam   diagnosis dan terapi - Kekeliruan dalam diagnosis   dan terapi - Tidak adanya program yang   adekuat dalam proses skrining awal penyakit | 
3. Faktor Yang Paling Berperan
            Faktor yang sangat berperan mempengaruhi terjadinya IBS adalah faktor perilaku.
4. Akar-Akar Permasalahan
            Sikap dan perilaku hidup masyarakat yang salah dapat memicu suatu keadaan Irritable Bowel Syndrome (IBS).
5. Akar Masalah Utama
            Faktor perilaku yang menjadi masalah utama dalam kasus IBS adalah sikap dan perilaku hidup yang salah. Perubahan diet sekarang ini yaitu, masyarakat cenderung mengkonsumsi lemak dalam jumlah besar yang tidak diimbangi dengan berolahraga secara teratur. Pola hidup juga menyebabkan masyarakat gampang stres, dimana stres dapat memperburuk gejala yang ditimbulkan IBS.
6. Rencana Program Kegiatan
            Pilihan program untuk mengurangi keluhan gejala Irritable Bowel Syndrome (IBS) bagi masyarakat antara lain :
1. Memberikan penyuluhan tentang IBS, gejala-gejala yang ditimbulkan dan faktor yang  dapat menyebabakan dan memicu atau bahkan memperburuk IBS.
2. Membiasakan perilaku hidup sehat yaitu memiliki pola diet sehat, mengelola stres dan berolahraga secara teratur.
3. Menghimbau kepada masyarakat untuk segera mengkonsultasikan kesehatannya bila didapatkan gejala- gejala IBS yang menetap lebih dari 12 minggu.
            Dari program kerja di atas, alternatif terbaik dalam mengatasi kasus IBS adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup sehat. 
   
DAFTAR PUSTAKA