Keracunan Akut Bahan Kimia
Patognomonis
Riwayat teriritasi bahan yang berbahaya bagi tubuh ( baygon, jenkol, dll )
Definisi
Intoksikasi bahan kimia adalah suatu kondisi keracunan akibat masuknya bahan kimia tertentu ke dalam tubuh yang menyebabkan timbulnya kelainan pada tubuh akibat bunuh dini ( tentamen suicide ) atau pembunuhan ( homicide ), maupun kecelakaan tidak sengaja ( accidental ).
Etiologi
- Insectisida fospat organik ( IFO ) contoh: gol. carbamate(baygon),malation, diazinon, basudin, baygon.
- Sedativa- hipnotika dan analgetika, Gol. Barbiturat, Nonbarbiturat,Antiepilepsi,Antihistamin
- Makanan keracunan jengkol (Nama latin adalah Phitecolobium lobatum) keracunan singkong (Akar maupun daun singkong mengandung asam hydrocyanate (HCN).
- Bahan korosif, Asam kuat: hcl, Basa Kuat: KOH, NaOH, NH4OH, CaOH
- Extacy dan Opiat
Patofisiologi
IFO menghambat enzim asetikolinesterase tubuh ( KhE) terjadi penumpukan arakhnoid( AKH ) menimbulkan efek muscarinik, nikotinik dan SSP ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP )*
*1. Muskarini,terutama pada saluran pencernaan,kelenjar ludah dan keringat,pupil,bronkus
dan jantung.
2. Nikotinik,terutama pada otot-otot skeletal,bola mata,lidah,kelopak mata dan otot pernafasan.
3. SSP, menimbulkan nyeri kepala,perubahan emosi,kejang-kejang(Konvulsi ) sampai koma.
Sedativa-hipnotika menurun dari korteks ke arah medulla ngantuk, bingung, perasaan menurunnya keseimbangan,hipotensi, depresi pernapasan.
Singkong mengandung as.sianida kelebihan sianida menyebabkan terbentuknya sianmethemoglobin dan keracunan protoplasmic ketidakmampuan jaringan mengambil oksigen gejala hipoksia(di SSP dll).
Jengkol berisi asam jengkolat asam jengkolat↑ bertumpuknya asam dalam bentuk kristal pada ginjal dan saluran kencing sakit pinggang, nyeri BAK.
As.kuat(HCl) bersifat korosif merusak jaringan terjadi kerusakan di tempat yg teritasi
Bs.kuat(NaOH) bersifat higroskofis dan menyerap CO2 merusak jaringan dan menyebabkan alkalosis.
Opioid merngasang SSP depresi pernapasan, euphoria, sedasi, mengurangi motilitas gastrointestinal.
Manisfestasi Klinis.
1. Insectisida fospat organik ( IFO )
Yang paling menonjol adalah kelainan visus, hiperaktivitas kelenjar ludah /keringat, saluran makan dan kesukaran bernafas.
a. Ringan:
- anoreksi,
- nyeri kepala,
- lemah,
- rasa takut,
- tremor lidah & kelopak mata,
- miosis pupil.
b. Sedang:
- nausea,
- muntah,
- kejang/kram perut,
- hipersalivasi,
- hiperhidrosis,
- fasikulasi otot,
- bradikardi.
c. Berat:
- diare,
- pupil pin-point,
- reaksi cahaya (-),
- sesak, sianosis,
- edema paru,
- inkontinensia urin & alvi,
- konvulsi,
- koma,
- blok jantung, akhirnya meninggal.
2. sedativa- hipnotika dan analgetika
- Keluhan pertama adalah rasa ngantuk, bingung, perasaan menurunnya keseimbangan.
- Kemudian cepat diikuti dengan koma & pernafasan pelan dan dangkal.
- Selanjutnya otot melemah, hipotensi, sianosis, hipotermi, refleks-refleks hilang.
- Lama koma bervariasi antara 1-7 hari.
3. makanan
a. Keracunan jengkol
- Sakit perut disertai muntah, sakit pinggang, nyeri BAK.
- Sesudah air kemih keluar, benda putih dan tetesan darah menyusul.
- Mulut, nafas dan urin berbau jengkol.
- Kesadaran umumnya tidak menurun.
b. Keracunan singkong
- Timbul beberapa menit-jam setelah makan singkong.
- Timbul mual dan muntah, kadang diare. Penderita sesak dan sianosis, apatis, lambat laun koma, syok.
4. bahan korosif
- Segera setelah kontak, timbul rasa nyeri yang hebat seperti terbakar sekitar mulut, faring, dan abdomen.
- Kemudian muntah, diare, dan kolaps.
- Muntahan sering disertai darah segar.
- Dapat timbul gejala asfiksia akibat edema glottis.
- Adanya demam yang tinggi dapat disebabkan timbulnya mediastinitis/peritonitis, perforasi esofagus/ lambung.
5. Penyalahgunaan ectasy dan putau (opiat)
Gejala : (ringan-berat)
- Nyeri kepala, palpitasi, sesak, nyeri dada
- Parestesi, banyak omong, euphoria, empati
- Terlalu percaya diri, insomnia
- Kadang perubahan persepsi visual ringan
Keracunan Ringan :
- Mudah tersinggung, mulut kering, palpitasi
- Hipertensi ringan, gelisah, susah beristirahat
- Tremor, midriasis dan flushing
Keracunan sedang :
- Rasa takut, agitasi, mual, muntah, nyeri perut
- Kejang otot, hiperrefleksi, diaforesis, takikardi
- Hipertensi, hipertermi, panik dan halusinasi
Keracunan berat :
- Delirium, kejang-kejang, gejala fokal SSP (perdarahan intrakranial), koma, aritmia
- Otot kaku, hipertensi, gangguan hemostasis, gagal nafas, gagal ginjal akut, meninggal
DD
Penegakan diagnosis
1. Anamnesa
- Gejala khas (manifestasi klinis)
- Zat kimia yang menyebabkan gejala
2. Pemeriksaan fisik
Temuan fisik yang mengarah ke keracunan antara lain adalah:
- status kesadaran terganggu
- pupil konstriksi
- dilatasi pupil
- sianosis
- bau jaringan yang abnormal
- keringat meningkat
- urin berubah warna
- kulit berwarna lain
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin biasanya tidak banyak membantu, untuk2 kasus khusus pemeriksaan tambahan adalah:
1. Insectisida fospat organik ( IFO ) Pengukuran khe sel darah merah dan plasma
2. Penyalahgunaan ectasy dan putau (opiat)
Analisis laboratorium :
- Bahan: darah, urine, cairan lambung
- Amfetamin dalam urin bertahan 2 hari
- Kasus keracunan berat: periksa fungsi ginjal, gas darah, elektrolit, sakar darah, urinalisis, EKG
3. Makanan Pemeriksaan laboratorium memerlukan urin segar sebab kristal cepat hilang dalam urin yang jadi alkalis.
4. Bahan korosif Pemeriksaan Hb perlu bila timbul hematemesis melena/syok
4. Pemeriksaan penunjang dapat juga membantu untuk menegakkan diagnosis, diantaranya laboratorium rutin, EKG, Foto thorax, dan analisis toksikologi
Tata Laksana
Penatalaksanaan umum
Upaya penatalaksanaan kasus keracunan ditujukan kepada hal seperti berikut:
1. Penatalaksanaan kegawatan.
Lakukan tindakan resusitasi :
A (Airways) bebaskan jalan nafas dari sumbatan bahan muntahan, lendir, gigi palsu dll. Bila perlu dengan perubahan posisi dan oropharyngeal airway dan alat penghisap lendir.
B (Breathing) jaga agar pernafasan sebaik mungkin dan bila memang diperlukan dapat digunakan alat respirator.
C (Circulation) dengan tekanan darah dan volume cairan harus dipertahankan secukupnya dengan pemberian cairan dalam keadaan tertentu dapat diberikan cairan koloid. Bila terjadi henti jantung segera lakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru)
D (Drug) Obat-obat yang dapat diberikan untuk menanggulangi keracunan dapat diberikan, beberapa diantaranya adalah Dekstrose pada kasus keracunan dengan hipoglikemia, Nalokson untuk keracunan opioid dan Flumazenil untuk kasus keracunan Benzodiazepin.
2. Penilaian klinis
- penatalaksanaan keracunan harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil penapisan toksikologi
- standar pemeriksaan kasus keracunan à memudahkan penanganan yang tepat.
- Beberapa keadaan klinis yang perlu mendapat perhatian karena dapat mengancam nyawa adalah: koma, kejang, henti jantung, henti nafas dan syok.
3. Dekontaminasi racun
a. Dekontaminasi dari kulit
- Cuci daerah yang terkena zat racun dengan air hangat atau normal saline.
- Cuci dengan hati-hati daerah di bawah telinga, kuku dan lipatan kulit.
b. Dekontaminasi pada mata
Siram mata dengan sejumlah air atau normal salin (jika tersedia, teteskan anestesi lokal pada mata sebelum melakukan irigasi). Lepaskan lensa kontak jika ada.
c. Dekontaminasi Gastrointestinal
- Emesis Dapat meningkatkan aspirasi paru dan perlambatan atau pencegahan terhadap penggunaan arang aktif.
- Kumbah lambung (Gastric Lavage)
Efektif untuk zat racun berbentuk cair atau fragmen pil kecil untuk tablet utuh atau potongan jamur. Tindakan ini dilakukan 60 menit setelah zat racun tertelan.
- Arang aktif (Activated Charcoal)
Arang aktif efektif digunakan untuk menyerap hampir semua jenis racun dan obat. Zat-zat yang sulit diabsorpsi antara lain besi, litium, kalium, natrium, asam mineral dan alkohol.
- Katarsis
Digunakan untuk menstimulasi peristaltik agar mempercepat eliminasi obat-obatan dan racun yang tak diserap oleh activated charcoal
- Irigasi usus besar (Bowel Irrigation)
Menggunakan larutan elektrolit polietilen glikol untuk membersihkan secara mekanis saluran cerna.
d. Hemodialisis
Indikasi untuk dialisis :
- Diketahui atau dicurigai potensial keracunan sejumlah zat/ obat yang mematikan tetapi obat tersebut dapat didialisis.
- koma dalam, apnea, hipotensi berat, cairan dan elektrolit atau gangguan asam basa, atau perubahan suhu tubuh ekstrim yang tidak dapat dikoreksi.
- gangguan ginjal berat, jantung, paru dan hati yang tak bisa dieliminasi dengan mekanisme biasa.
4. Pemberian antidotum
Agen Toksik Antidotum Spesifik
Asetaminofen N-Asetisistein
Antikolinergik(mis.Atropin) Fisostigmin
Antikolinesterase Atropin dan Pralidoksim (2-PAM)
Benzodiazepin Flumazenil
Karbonmonoksida Oksigen, Hiperbarik Oksigen
Sianida Sodium nitrit, sodium thiosulfat,
Digitalis glikosida hidroksikobalamin
Logam berat (mis. Timbal, merkuri, besi) dan arsenik
Isoniazid Digoksin spesifik Fab antibodi
Spesific chelating agent
Piridoksin (Vitamin B6)
Metanol, etilen glikol Etanol (etil alkohol) atau fomepizole (4-metilpyrazole)
Opioid Nalokson. Nalmafene
Racun ular Antivenin spesifik
5. Terapi suportif
6. Observasi dan konsultasi
7. Rehabilitasi.
Penatalaksanaan khusus
1. Insectisida fospat organik ( IFO )
Pengobatan:
a. Resusitasi
b. Eliminasi
c. Antidotum:
- Atrofin Sulfat (SA), menghambat efek akumulasi AKh pada tempat penumpukan.Dosis; mula-mula bolus iv 1-2,5 mg, dilanjutkan 0,5-1 mg setiap 5-10-15 menit, sampai timbul gejala atropinisasi..SA dihentika minimal setelah 2 x 24 jam
- reaktivator KhE-bekerja memotong ikatan IFO-KhE, hingga timbul reaksi enzim KhE. Hanya bermanfaat pada keracunan IFO. Dosis; 1 gram iv pelan (10-20 menit dalam infus), dapat diulang setelah 30 mnt sebanyak 2 x 24 jam.
2. Sedativa- hipnotika dan analgetika
Pengobatan:
a. Resusitasi
b. Eliminasi
- Penderita sadar; emesis, norit, laksans MgSO4.
- Koma ringan-sedang; kumbah lambung, kemudian diuresis paksa selama 12 jam, bila ada keraguan penyebab keracunan.
- Koma berat; kumbah lambung dengan pipa endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi ke paru. Selanjutnya diuresis paksa netral/ alkali, atau dialisis sampai penderita sadar.
c. Antidotum Tidak ada antidotum spesifik.
3. Makanan
a. Keracunan jengkol
Pengobatan
- Jika ringan, dinasehati minum banyak, beri natrium bikarbonat/soda.
- Keracunan berat; penderita perlu dirawat.
- Dikerjakan sistoskopi & kateterisasi ureter, kateter setinggi mungkin untuk mengeluarkan kristal yang menyumbat, dilanjutkan dengan ureter dengan lar. Natrium bikarbonat untuk melarutkan kristal.
b. Keracunan singkong
Pengobatan:
- Diusahakan penderita muntah & dilakukan KL.
- Berikan suntikan Natrium thiosulfat 10 cc larutan 10 % iv.
4. Bahan korosif
Pengobatan:
- KL, emesis dan katarsis merupakan kontra indikasi.
- Segera suruh minum air/ air susu sebanyak mungkin.
- Infus D5%, kalau perlu koloid / transfusi.
- Kortikosteroid iv selama 4-7 hari, kemudian dosis diturunkan 10-20 hari.
- Antibiotika
- Diet/ obat oral ditunda sampai dilakukan pemeriksaan laringoskopi indirek /esofagoskopi.
- Bila lesi ringan; diet oral segera dengan makanan cair, steroid-antibiotika dipercepat penghentiannya. Bila lesi luas; perlu sonde lambung atau penderita dipuasakan dan diberi nutrisi parenteral total atau konsul bedah untuk pemasangan sonde lewat gastrostomi.
5. Extacy dan Opiat
Pengobatan simtomatis : (ectasy)
- Ansietas : diazepam 0,05-0,1 mg/kgBB IV atau oral. Dapat diulang 5-10 menit
- Agitasi/psikosis : haldol 5-19 mg iv. Dapat diulang 10-60 menit
- Hipertensi berat : beta blocker/vasodilator
- Takikardi supraventrikular dengan iskemia jantung : beta blocker
- Iskemia miokard : morfin, nitrat
- Hipertermia : ruangan dingin
- Koagulopati : heparin
Komplikasi
- Gangguan pada SSP (IFO, sedative, opioid) depresi pernapasan, hipotensi kematian
- Gagal ginjal akut (pada keracunan jengkol)
- Perforasi lambung (zat korosiva)
Prognosis
Dubia ed bonam