Stadium 1Stadium 1 disebut juga stadium analgesik.
Pada stadium ini, pasien diberi zat anestetik hingga kesadarannya hilang. Ciri berakhirnya stadium ini ialah menghilangnya refleks bulu mata.
Stadium 2Stadium 2 disebut stadium delirium
Pada stadium ini, kesadaran pasien hilang dengan pernapasan teratur. Pada stadium ini pula terjadi depresi pada gangglia basalis yang menyebabkan reaksi berlebihan terhadap stimulasi tertentu (seperti cahaya, raba, nyeri, dan rasa).

Stadium 3
Stadium 3 disebut stadium pembedahan
Pada stadium ini, pernapasan masih teratur, namun pernapasan spontan hilang. Stadium ini terbagi menjadi empat plana yaitu:
Plana 1 dengan ciri ventilasi teratur (torako-abdominal), pupil terfiksasi (miosis), refleks cahaya (+), hiperlakrimasi, refleks faring dan muntah (-), tonus otot mulai menurun
Plana 2 dengan ciri ventilasi teratur (abdominaltorakal), volume tidal berkurang, respiratory rate meningkat, pupil terfiksasi ditengah (midriasis), refleks cahaya menurun, refleks kornea tidak ada.
Plana 3 dengan ciri ventilasi teratur (abdominal dengan kelumpuhan saraf interkostal), lakrimasi (-), pupil melebar dan sentral, refleks laring dan peritoneum tidak ada, tonus otot menurun.
Plana 4 dengan ciri ventilasi tidak teratur dan tidak adekuat oleh karena otot-otot diafragma lumpuh/menurun (tonus otot tidak sesuai volume tidal), tonus otot sangat menurun, pupil midriasis, refleks sfingter ani dan kelenjar lakrimalis tidak ada.
Stadium 4
Stadium 4 disebut stadium paralisis medula oblongata (sering juga disebut stadium kelebihan obat.
Pada stadium ini, terjadi kelemahan pada pernapasan perut serta terjadi henti napas sampai henti jantung.
Title : Empat Stadium Anestesi
Description : Stadium 1 Stadium 1 disebut juga stadium analgesik. Pada stadium ini, pasien diberi zat anestetik hingga kesadarannya hilang. Ciri berakhirn...