1. Definisi
Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa divertikula.1
2. Prevalensi
Divertikulitis merupakan penyakit yang lebih sering terjadi di negara barat dan negara-negara industri dengan angka kejadian sekitar 130.000 pasien yang dirawat inap setiap tahunnya di Amerika serikat.2 Faktor penyebabnya masih belum pasti, namun diduga berkaitan dengan gaya hidup dan asupan makanan. Divertikulitis umumnya asimptomatik, insidensinya meningkat seiring dengan pertambahan usia.1,2 Penyakit ini menyerang 5-10% pasien dengan usia di bawah 45 tahun, 80% diderita oleh pasien dengan usia 80 tahun dan 10-25% pasien dengan divertikulosis yang berkembang menjadi divertikulitis.2 Genetik juga dipercaya memiliki peranan terhadap terjadinya divertikulitis, namun tidak dijumpai perbedaan yang signifikan angka keterjadian divertikulitis antara laki-laki dan perempuan.1
3. Faktor penyebab
Patogenesis terjadinya divertikulitis belum sepenuhnya dimengerti. Divertikulitis diakibatkan oleh obstruksi dari feces dan makanan yang tidak dicerna dengan baik yang terkumpul dalam divertikulum. Obstruksi akan berlanjut menjadi distensi akibat sekresi mukus yang terhambat, keadaan ini merupakan tempat yang baik untuk bertumbuhnya kuman. Gangguan vaskular merupakan akhir dari distensi yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya mikro dan makroperforasi. Namun ada pendapat lain yang menyatakan bahwa divertikulitis diakibatkan oleh peningkatan tekanan intraluminal yang menyebabkan erosi pada dinding divertikulum, yang selanjutnya menjadi inflamasi, nekrosis fokal dan perforasi.1 Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya divertikulitis ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat faktor, yaitu: faktor biologi, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan dan faktor perilaku.
Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya divertikulitis1,2,3
Faktor biologi | Faktor lingkungan | Faktor perilaku | Faktor pelayanan kesehatan |
§ Genetik § Usia (lebih dari 45 tahun) § Riwayat divertikulosis dan konstipasi sebelumnya | § Lingkungan dengan sanitasi yang kurang baik | § Obesitas § Makan makanan rendah serat § Kurang olahraga § Kurangnya pengetahuan tentang gejala divertikulitis § Keterlambatan berobat § Kurangnya kesadaran melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
| § Minimnya pengetahuan petugas kesehatan tentang divertikulitis § Kurangnya sarana dan prasarana kesehatan yang menunjang penegakan diagnosis § Keterlambatan penegakan diagnosis dan terapi § Kekeliruan dalam diagnosis dan terapi § Kurangnya program kesehatan yang adekuat untuk skrining awal penyakit |
4. Faktor yang paling berperan
Faktor yang paling berperan mempengaruhi terjadinya divertikulitis adalah faktor perilaku.1,3
5. Akar permasalahan
Kebiasaan makan makanan tinggi lemak-rendah serat, kurang olahraga dan kurangnya pengetahuan individu tentang gejala divertikulitis.1,3
6. Akar masalah utama
Faktor perilaku yang menjadi masalah utama dalam kasus divertikulitis adalah kebiasaan makan makanan tinggi lemak-rendah serat dan kurang olahraga. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan individu mengenai gaya hidup sehat dan gejala dari divertikulitis sehingga penderita terlambat untuk berobat. Oleh karena itu, perlu dirancang program kegiatan yang dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dengan meningkatkan pengetahuan individu tentang gaya hidup dan divertikulitis.1,3
7. Rencana program kegiatan
Pilihan program untuk meningkatkan pengetahuan individu tentang gaya hidup sehat dan divertikulitis antara lain:
v Mengadakan seminar atau bincang interaktif antara masyarakat dengan petugas kesehatan mengenai gaya hidup sehat dan divertikulitis.
v Membuat leaflet berisi informasi terkini mengenai gaya hidup sehat dan kaitannya dengan divertikulitis.
v Mengadakan kegiatan yang bersifat mengajak masyarakat untuk memulai gaya hidup sehat seperti senam massal, jalan sehat, dll secara rutin bekerjasama dengan dinas kesehatan, petugas kesehatan dan pejabat terkait.
Alternatif terbaik dalam mengatasi kasus divertikulitis adalah dengan mengadakan seminar atau bincang interaktif bagi masyarakat mengenai gaya hidup sehat dan divertikulitis. Umumnya, kebiasaan makan makanan tinggi lemak-rendah serat dan kurang olahraga diakibatkan minimnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang gaya hidup sehat dan divertikulitis diharapkan mampu menurunkan prevalensi divertikulitis di kemudian hari.
Daftar Pustaka
2. Torenvliet BR, Bakker RFR, Breslau PJ, Merkuss WS, Hamming JF. Colonic diverticulitis: a prospective analysis of diagnostic accuracy and clinical decision-making. Colorectal dis 2010; 12: 179-187.