Pendahuluan
Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit yang seringkali terjadi pada manusia, serta morbiditas dan mortalitasnya tertinggi pada usia rentan, anak-anak dan lansia. Pada negara-negara berkembang, gastorenteritis merupakan penyebab umum kematian pada anauk usia <5 tahun yang dapat dikaitkan dengan berbagai jenis patogen.1
Hampir seluruh gastroenteritis pada anak-anak disebabkan oleh virus dari empat famili berbeda; rotavirus, calicivirus, astrovirus dan adenovirus. Virus lainnya, seperti torovirus, picobimavirus, picomavirus (achivirus), dan enterovirus, juga dapat berperan atas terjadinya gastroenteritis. Gastroenteritis viral terjadi dengan dua pola epidemiologik, diare yang endemik pada anak-anak dan wabah yang dapat mengenai seluruh orang pada berbagai usia.
Diare viral pada anak-anak disebabkan oleh kelompok A rotavirus, adenovirus enterik, astrovirus dan calicivirus; penyakit ini mengenai anak pada usia pertama kehidupan di seluruh dunia tanpa memandang kadar hygiene, kualitas air, makanan atau sanitasi, atau jenis perilaku mereka. Untuk semua famili virus kecuali calicivirus, infeksi-infeksi virus ini memberikan imunitas dari penyakit berat pada kejadian reinfeksi. Diare viral epidemik disebabkan secara primer oleh calicivirus genus virus Norwalk-like. Virus-virus yang mengenai manusia pada berbagai usia seringkali ditransmisikan dari makanan atau air yang terkontaminasi, dan maka dari itu maka menjadi subjek yang harus dikontrol oleh sarana kesehatan publik.1
Definisi
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.2
Etiologi
1. Makanan dan Minuman
- kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, terutama makanan yang berlemak, terlalu manis, banyak serat atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur.
- Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang, Lemak) yang dapat menimbulkan alergi.
- Keracunan makanan
2. Infeksi atau Investasi Parasit Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:
- Vibrio Cholerae, E. coli, Salmonella, Shigella, Compylobacter, Aeromonas.
- Enterovirus (Echo, Coxsakie, Poliomyelitis), Adenovius, Rotavirus, Astovirus.
- Beberapa cacing antara lain: Ascaris, Trichurius, Oxyuris, Strongyloides, Protozoa seperti Entamoeba Histolytica, Giardia lamblia, Tricomonas Hominis.
3. Jamur (Candida Albicans)
4. Infeksi diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan Gastroenteritis adalah Encephalitis (radang otak), OMA (Ortitis Media Akut à radang dikuping), Tonsilofaringitis (radang pada leher à tonsil), Bronchopeneumonia (radang paru).
Faktor-faktor risiko
Data pelayanan medik Departemen Kesehatan RI pada tahun 2008, menyebutkan bahwa gastroenteritis menempati peringkat pertama dari 10 peringkat utama pola penyakit yang dirawat inap di rumah sakit Indonesia pada tahun 2008.3
Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya gastroenteritis dapat ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat faktor, yaitu : faktor biologi, faktor lingkungan, faktor perilaku dan faktor pelayanan kesehatan.
1. Faktor biologi
- Kurang gizi beratnya Penyakit , lama dan risiko kematian karena diare meningkat pada anak-anak yang menderita gangguan gizi terutama pada penderita gizi buruk.
- Campak, diare dan desentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak yang sedang menderita campak dalam waktu 4 pekan terakhir hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan tubuh penderita.
- Imunodefesiensi /Imunosupresi. Keadaan ini mungkin hanya berlangsung sementara, misalnya sesudah infeksi virus ( seperti campak ) natau mungkin yang berlangsung lama seperti pada penderita AIDS ( Autoimmune Deficiensy Syndrome ) pada anak imunosupresi berat, diare dapat terjadi karena kuman yang tidak patogen dan mungkin juga berlangsung lama.
2. Faktor lingkungan
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak enak dibagian perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas, oleh karena cairan tubuh yang terkuras habis. Selain itu, kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, dan juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga penularan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
3. Faktor perilaku
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan/minuna yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare, perilaku tersebut antara lain :
- Tidak memberikan ASI ( Air Susu Ibu ) secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menmderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi AsI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar.
- Menggunakan botol susu , penggunakan botol ini memudahkan pencernakan oleh Kuman , karena botol susah dibersihkan
- Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan beberapa jam pada suhu kamar makanan akan tercemar dan kuman akan berkembang biak,
- Menggunakan air minum yang tercemar . Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat disimpan di rumah, Perncemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari tempat penyimpanan.
- Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan dan menyuapi anak,
- Tidak membuang tinja ( termasuk tinja bayi ) dengan benar Sering beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar sementara itu tinja binatang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
4. Faktor pelayanan kesehatan
Penanganan gastroenteritis yang ditandai dengan diare dan muntah secara prinsip adalah berupa pencegahan terjadinya kehilangan cairan tubuh yang berlebih yang dapat diatasi dengan pemberian cairan. Walau pada saat ini telah dilakukan suatu program “Pojok Oralit” namun petugas kesehatan belum mampu untuk mempromosikan program ini kepada masyarakat dan juga tidak di seluruh daerah program ini tersedia. Seandainya pun ada program ini di suatu daerah, terkadang petugas kesehatan tidak mengetahui cara melakukan upaya rehidrasi oral.
Rumusan masalah
Rotavirus dapat ditemukan pada tangan sebesar 78.6% dari sampel pasien dan juga pada permukaan benda-benda yang seringkali berkontak dengan tangan, sebagai contoh, TV, mainan, gagang pintu, dan sebagainya. Pada puncak serangan gastroenteritis rotavirus, setiap gram tinja dapat mengandung lebih dari 107-108 partikel virus yang menular4.
Rendahnya tingkat hygienitas masyarakat menyebabkan penyebaran mikroba penyebab gastroenteritis menjadi meluas sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini. Sehingga, faktor perilaku merupakan determinan yang paling menonjol dalam terjadinya kasus gastroenteritis ini.
Rencana program kegiatan
Program Penyuluhan
Petugas kesehatan dapat melakukan kegiatan antara lain:
- Menganjurkan penderita dan keluarganya budaya pola hidup bersih dan sehat
- Menganjurkan keluarga/pengasuh penderita menjaga lingkungan tempat tinggal agar selalu bersih
- Menganjurkan keluarga/pengasuh yang mempunyai bayi yang belum diimunisasi campak agar diimunisasi di Puskesmas.
Program Pencegahan
Meningkatkan motivasi agar masyarakat melaksanakan :
- Pemberian Asi yang baik dan benar : bayi harus disusui secara penuh selama 4 – 6 bulan
- Memperbaiki makanan pendamping ASI : tambahkan minyak, susu ikan/daging
- Mengunakan air bersih yang cukup : terlindung dari kontaminasi
- Mencuci tangan : sebelum makan,sesudah BAB dengan sabun
- Menggunakan jamban : memenuhi syarat kesehatan dan jarak lebih 10 meter dari sumber air
- Membuang tinja bayi yang benar: buang ke jamban atau dikubur sebab tinja bayi dapat menularkan penyakit.
- Anak diberi imunisasi campak : salah satu faktor pemberat penyakit campak adalah terjadinya gastroenteritis pada pasien yang menderita campak dalam 4 pekan terakhir.
DAFTAR PUSTAKA
- Glass, RI et al. Gastroenteritis viruses: an overview. Novartis-Found-Symp. 2001; 238:5-19
- Leane, SM. Gastroenteritis. Diakses dari: http://www.koni.or.id/files/documents/journal/2.%20GASTROENTERITIS%20Oleh%20Leane%20S%20M.pdf pada tanggal 18 Mei 2010
- Anonim. Morbiditas/Mortalitas: Derajat Kesehatan. Diakses dari: http://www.yanmedik.depkes.go.id/features/Stat%20RS%202009/Seri_3/bab2.htm pada tanggal 18 Mei 2010
- Kampf, Gunter dan Kramer, Axel. Epidemiologic Background of Hand Hygiene and Evaluation of the Most Important Agents for Scrubs and Rubs.CMR-ASM.Vol.17 No.4. 2004