PENDAHULUAN
1. Definisi dan prevalensi
Gastroenteritis dengan dehidrasi adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh serta hilangnya nafsu makan dan rasa tidak enak di perut dan telah berkomplikasi yaitu adanya dehidrasi dengan derajat tertentu. Secara umum gejala dehidrasi yang tampak adalah mengantuk, rasa haus yang luar biasa, kulitdan bibir kering, salive menjadi kental, mata dan ubun-ubun cekung, warna kulit pucat atau sianosis, turgor kulit berkurang, extremitas dingin, jumlah air kencing berkurang, gelisah, kejang kadang-kadang sampai syok, asidosis dan pernapasan kussmaul, dan apatis.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang derajat dehidrasi dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Dehidrasi ringan penurunan berat badan 2,5-5% dengan gejala keadaan umum baik dan sadar, air mata ada, mulut dan lidah basah, tidak merasa haus dan masih mau minum, turgor normal.
2. Dehidrasi sedang dengan penurunan badan 5-10% dengan gejala sebagai berikut yaiitu : kencing sedikit, nafsu makan berkurang, gelisah, mengantuk, ubun-ubun dan mata cekung, mulut dan lidah kering, nadi llebih cepat daripada normal, turgor kembali lambat.
3. Dehidrasi berat denngan penurunan berat badan >10% dengan gejala sebagai berikut : tidak kencing dan nafsu makan tidak ada, sangat lemah sampai kesadaran menurun, mata dan ubun-ubun sangat cekung, nadi sangat cepat dan turgor kembali sangat lambat.
Word Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tujuh dari sepuluh kematian anak di negara berkembang dapat disebabkan oleh lima penyebab utama yakni salah satunya adalah Gastroenteritis yang masih merupakan salah satu penyebab utama mortalitas anak-anak di berbagai negara yang sedang berkembang. Setiap tahunnya lebih dari satu milyar kasus Gastroenteritis sebanyak 3,3 juta kasus Gastroenteritis pada balita setiap tahun dengan 2-3 % kemungkinan jatuh kedalam keadaan dehidrasi Data Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka penyakit Gastroenteritis di Indonesia saat ini adalah 230-342 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 60 % kejadian Gastroenteritis tersebut terjadi pada balita yang sebagian mengakibatkan kematian.
2. Faktor-faktor penyebab
Faktor yang penyebab terjadinya gastroenteritis adalah makanan dan minuman, infeksi atau investasi parasit, jamur, infeksi di luar saluran pencernaan, perubahan udara dan faktor lingkungan. Gastroenteritis banyak disebabkan oleh penurunan penyerapan air serta elektrolit oleh mukosa usus ke dalam lumen usus, diare osmotik terjadi bila air terdorong kedalam usus oleh tekanan osmotik partikel-partikel yang tidak dapat di absorbsi, sehingga reabsorbsi air menjadi lambat, umumnya Gastroenteritis terjadi karena adanya peningkatan peristaltik usus sebagai akibat adanya inflamasi usus, yang berdampak pada peningkatan frekuensi defekasi. Muntah merupakan respon refleks simpatis terhadap berbagai rangsangan yang melibatkan aktivitas otot perut dan pernafasan. Pada saat muntah terjadi respon yang berlawanan dari keadaan normal, dimana tonus sfingter esophagus bawah, fundus, dan korpus menurun, sedangkan peristaltic antrum, tonus pilorus dan duodenum meningkat.
Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya gastroenteritis dengan dehidrasi ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat faktor, yaitu : faktor biologi, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor perilaku.
Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gastroenteritis dengan dehidrasi
Faktor Biologi | Faktor lingkungan | Faktor perilaku | Faktor pelayanan kesehatan |
- Kejadian gastroenteritis pada laki-laki sama dengan perempuan - Kejadian pada anak-anak dan lansia lebih sering - Anak-anak dengan mlanutrisi dan BBLR mendapat resiko gastroenteritis lebih besar | - Lingkungan yang tidak atau kurang menyediakan air bersih - Keadaan jamban yang sangat tidak memenuhi standar kesehatan - Keadaan rumah yang tidak sehat - Pembuangan limbah di daerah pemukuiman kurang baik - Musim penghujan faktor penyebab yang berasal dari infeksi mudah berkembang | - Minimnya pengetahuan ibu tentang gestroenteritis - Minimnya pengetahuan ibu dalam mengenali keadaan dehidrasi - Hiegene perorangan yang tidak baik (khususnya tidak megetahui cara cuci tangan yang benar) - Minimnya pengetahuan anggota keluarga khususnya ibu mengenai pengobatan pertama pada penderita gastroenteritis (cara membuat oralit) - Kurang kesadaran untuk berobat lebih dini - Keterlambatan dalam berobat | - Kurang langkah promotif yang dilakukan petugas kesehatan - Minimnya pengetahuan petugas kesehatan - Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
|
3. Faktor yang paling berperan
Faktor yang sangat berperan dalam mempengaruhi terjadinya gastroenteritis dengan dehidrasi adalah faktor perilaku
4. Akar-akar permasalahan
Minimnya pengetahuan anggota masyarakat terutama ibu tentang gastroenteritis.
5. Akar masalah Utama
Faktor perilaku yang menjadi masalah utama dalam kasus gaetroeneteritis dengan dehidrasi minimnya pengetahuan anggota masyarakat terutama ibu tentang gastroenteritis sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada penderita gastroenteritis misalnya cara memberikan dan membuat oralit yang tepat, dan mereka juga tidak mengetahui tanda-tanda dehidrasi sehingga mengalami ketarlambatan dalam membawa berobat atau tidak jarang dibawa berobat setelah mengalami dehidrasi berat. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dengan jalan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gastroenteritis dengan dehidrasi.
6. Rencana Program Kegiatan
Pilihan program untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, antara lain:
- Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai gastroenteritis dengan dehidrasi serta mengenai apa pertolongan pertama yang harus dilakukan dan kapan seharusnya dibawa berobat ke pelayanan kesehatan.
- Membuat poster atau leaflet yang berisi informasi tentang gastroenteritis dengan dehidrasi
Dari program di atas, alternatif terbaik dalam mengatasi kasus gastroenteritis dengan dehidrasi adalah memberikan informasi kepada masyarakat mengenai gastroenteritis dengan dehidrasi serta informasi mengenai apa pertolongan pertama apa yang harus dilakukan dan kapan harus dibawa berobat ke pelayanan kesehatan. Umumnya ketidaktahuan masyarakat mengenai gastroenteritis dengan dehidrasi yang menyebabkan keterlambatan dalam pengobatan dan mengakibatkan komplikasi lebih jauh bahkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI,2003. Profil kesehatan 2003. Available from URL: http://www.bankdata.depkes.go.id/profil/indo03
3. Nurtikharyani. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Gastroenteritis Pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun 2008.
4. Debi, Nurfitriana. Karakteristik balita penderita gastroeneteritis yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah DR.R.M. Djoelham Binjai Tahun 2006. Available from URL : http://www.library.usu.edu 5. Soegijanto, 2002, Ilmu Penyakit Anak, diagnosa dan Penatalaksanaannya, Salemba Medika, Jakarta.