PENDAHULUAN
1. Pengertian dan Prevalensi
Kolesistitis akut adalah Reaksi inflamasi akut dari dinding kandung empedu yang disertai nyeri perut kanan atas , nyeri tekan, dan demam.1
Insidens kolesistitis akut di negara-negara Eropa barat hampir sama dengan Amerika Serikat, tetapi insidens pada negara-negara lain didunia belum diketahui. Di Inggris, 15.916 kasus kolesistitis dilaporkan dalam kurun waktu 2007-2008, dan rata-rata 2/3 kasus tersebut adalah wanita.2Insidens kolesistitis akut juga terlihat meningkat pada pasien usia akhir dekade ketiga, hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat konsumsi makanan yang berlemak.3
Meskipun di negara kita belum ada data epiodemiologis, insidens kolesistitis akut lebih rendah dibanding negara-negara barat.1
2. Faktor Faktor Penyebab
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis adalah stasis cairan empedu, infeksi kuman, iskemia dinding kandung empedu. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) yang terletak di duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan empedu, sedangkan sebagian kecil kasus timbul tanpa adanya batu empedu. Bagaimana stasis diduktus sistikus dapat menyebabkan kolesistitis akut masih belum jelas. Diperkirakan banyak faktor yang berpengaruh seperti kepekatan cairan empedu, kolesterol, lisolesitin, dan prostaglandin yang merusak lapisan mukosa dinding kandung empedu diikuti oleh reaksi inflamasi dan supurasi.
Kolesistitis akut akalkulus dapat timbul pada pasien yang dirawat cukup lama dan mendapat nutrisi secara parenteral, pada sumbatan karena keganasan kandung empedu, batu di kandung empedu atau merupakan salah satu komplikasi penyakit lain seperti demam tifoid dan diabetes melitus.1
Kehamilan, kontrasepsi oral, dehidrasi dan obesitas diduga mempenyai peran terhadap kolesistitis akut. Awal menarche juga menunjukan peningkatan insidens kolesistitis akut hal ini dapat disebabkan oleh efek litogenik estrogen pada empedu. Ras dan genetik juga mempengaruhi kejadian kolesistitis akut.
Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kolesistitis akut ditinjau dari teori Blum dapat dikelompokkan menjadi empat faktor, yaitu : faktor biologi, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor perilaku.
Tabel. 1 faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kolesistitis akut
Faktor Biologi | Faktor lingkungan | Faktor perilaku | Faktor pelayanan kesehatan |
- Jenis kelamin (Wanita lebih beresiko dibandingkan pria) - Genetik (pasien dengan penyakit thalasemia lebih berisiko menderita kolesistitis akut) - Ras ( ras kulit putih lebih berisiko menderita kolesistitis akut dibanding kulit hitam)
| - Lingkungan yang sanitasinya kurang baik. - Lingkungan yang tidak mendukung untuk kegiatan berolah raga | - Perilaku yang mengkonsumsi makanan-makanan berlemak. - Perilaku jarang berolah raga - Pemakaian kontrasepsi oral. - Perilaku tidak memeriksakan kesehatan secara rutin. | - Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan. - Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai - Tidak adanya program yang adekuat dalam proses skrining dan awal penyakit |
3. Faktor yang paling berperan
Faktor yang paling berperan dalam terjadinya kolesistitis akut adalah faktor perilaku.
4. Akar Masalah
Akar masalah dari perilaku masyarakat yang menjadi faktor yang paling berperan dalam kolesistitis akut adalah:
1. Ketidaktahuan masyarakat mengenai kolesistis terutama mengenai faktor resiko, etiologi, dan komplikasi kolesistitis akut.
2. Ketidakmauan atau tidak ada kesempatan masyarakat untuk berolahraga secara teratur.
3. Ketidaktahuan masyarakat mengenai bahaya dari tubuh yang obesitas.
4. Ketidaktahuan masyarakat mengenai bahaya makanan yang mengandung kolesterol tinggi.
5. Ketidaktahuan masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan secara teratur walaupun tidak dalam keadaan sakit
5. Akar Masalah Utama
Faktor yang menjadi masalah utama dalam kasus kolesistitis akut adalah perilaku. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai faktor-faktor resiko terjadinya kolesistitis akut seperti obesitas, kolesterol, danpenyakit infeksi seperti demam tifoid. Faktor resiko tersebut disebabkan gaya hidup yang tidak sehat seberti terlalu banyak makan-makanan yang mengandung kolesterol dan jarang berolah raga. Selain itu juga, kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin sehingga usaha pencegahan pun tidak dapat dilakukan secara optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan kegiatan yang dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dengan jalan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pola hidup sehat dan mengenai kolesistitis akut.
6. Recana Program Kegiatan
Pilihan program untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pola hidup sehat dan kolesistitis aku antara lain :
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hidup sehat.
2. Membuat leaflet-leaflet berisi informasi mengenai kolesistitis akut
3. Menyediakan sarana untuk konsultasi mengenai pola hidup sehat.
Dari program kerja diatas alternatif yang terbaik dalam mengatasi kasus kolesistitis akut adalah dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai hidup sehat.
Daftar Pustaka
1. Pridady. Kolesistitis . dalam Sudoyo, AW editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006.