| 1. Malaria dengan komplikasi 2. Malaria dengan parasitemia berat (>5%) 3. Tersangka malaria dengan hasil laboratorium meragukan ·      Penatalaksanaan meliputi : 1.Pemberian obat anti malaria : -    oral, untuk malaria tanpa komplikasi -   parenteral, untuk penderita malaria berat atau yang tidak  dapat minum obat        2.   Pengobatan   suportif -  malaria tanpa   komplikasi : simptomatik terhadap demam - malaria berat: perawatan umum,   pemberian cairan dan pengobatan simptomatik: anti konvulsan        3.     Pengobatan terhadap komplikasi   organ pada malaria berat -   tindakan dialisis atau pemasangan ventilator ·      Obat anti malaria §Plasmodium falciparum     Pilihan pertama  Artemisin combination   terapi (ACT) + primakuin 0,75mg/kgbb/dosis tunggal hari pertama.  Salah satu kombinas ACT yang   tersedia adalah: artesunat (4mg/kgbb) – amodoaquin(10mg/kgbb) oral dosis   tunggal perhari selama 3 hari  Setiap kemasan kombinasi   artesunat-amodikuin terdiri dari2 blister:  - blister artesunat: 12 tablet@50mg - blister amodiakuin: 12 tablet @   200mg~153mg amodiakuin basa 
 
                     Bila obat tidak tersedia,  maka digunakan : 1.      Klorokuin sulfat oral, 25 mg/kgbb terbagi dalam 3 hari   dengan perincian              Hari    I : 10 mg/kgbb peroral             Primakuin 0,75 mg/kgbb peroral               Hari   II : 10 mg/kgbb peroral             Hari  III :    5 mg/kgbb peroral 2.    Kinin sulfat 30 mg/kgbb/hari peroral dibagi 3 dosis selama 7 hari. Dosis untuk bayi   adalah 10 mg/umur dalam bulan dibagi 3 bagian selama 7 hari. Kemasan   tablet kina yang beredar di Indonesia: 200mg kina fosfat atau kina sulfat. Ditambah dengan Tetrasiklin oral 5 mg/kgbb/kali, 4 kali sehari selama 7   hari (maks 4x250 mg/hari).  3.    Kombinasi sulfadoksin 500 mg dan pirimetamin 25 mg, dengan dosis   pirimetamin 1-1,5 mg/kgbb/hari atau sulfadoksin 20-30 mg/kgbb/hari pada anak   usia > 6 bulan, diberikan peroral dosis tunggal, diberikan dua hari   berturut-turut.  
 §  Plasmodium vivax/ovale :    Diberikan  §        Klorokuin   : 25mg/kgBB/hari dosis tunggal selama 3 hari §        Primakuin  : 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari       Bila resisten terhadap klorokuin :  §     ACT seperti pada malaria falsifarum + Primakuin: 0,25 mg/kgBB/hari (14   hari) atau  §        Kina   30mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis selama 7 hari + primakuin 0,25 mg/kgBB/hari   selama 14 hari 
 ·           Pengobatan   malaria berat              Penatalaksanaan kasus malaria   berat meliputi : a)        Tindakan   umum : pembersihan jalan nafas, pemberian O2, pemberian   cairan  dan observasi   vital sign b)        Pengobatan   simptomatik: antipiretik dan anti konvulsi c)        Pemberian   obat anti malaria : 
 ·                    Pilihan   pertama:  §    Kina   HCl 25% per infus,1 ampul mengandung 500mg kina HCL  dalam 2ml. Dosis 10 mg/kgBB (bila umur <   2 bulan: 6-8 mg/kgBB) diencerkan dengan dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% sebanyak   5-10 ml/kgBB diberikan selama 4 jam, diulang setiap 8 jam sampai penderita   sadar dan dapat minum obat §    Bila   sudah sadar/dapat minum obat: dilanjutkan dengan kina sulfat per oral : 30   mg/kgBB/hari, dibagi dalam 3 dosis (total dosis 7 hari dihitung sejak   pemberian kina per infus yang pertama) dan primakuin 0,75 mg/kgBB dosis tuinggal 
 
 ·                    Obat   alternatif :  Derivat   artemisin parenteral : Artesunat atau Artemeter Cara   pemberian artesunat : Campur  60mg   serbuk kering asam artesunik dan 0,6 ml natrium bikarbonat yang tersdia pada   masing-masing kemasan, encerkan dengan 3-5ml larutan dextros 5%. Dosis: 2,4 mg/kgbb iv/im satu kali sehari (selama7   hari). Bila penderita   sudah dapat minum dilanjutkan dengan ACT seperti pada malaria tanpa   komplikasi. Sediaan artesunat tidak boleh disimpan setelah   diencerkan. Cara   pemberian artemeter IM : Artemeter tersdia dalam bentuk ampul 80mg artemetet   dalam larutan minyak. Loading dose 3,2 mg/kbb im selanjutnya 1,6 mg/kgbb im   satu kali sehari sampai penderita mampu minum obat. Bila penderita sudah   dapat minum dilanjutkan dengan ACT seperti pada malaria tanpa komplikasi ·   Pengobatan komplikasi : ·           malaria   serebral : penatalaksanaan sesuai dengan malaria berat, pencegahan infeksi   sekunder, aspirasi pneumonia, tidak boleh menggunakan obat-obat seperti:   kortikosterioid, anti edema serebral (urea, manitol), dekstran, dll ·           anemia   berat : transfusi darah PRC bila Hb < 7gr% atau jika Hb ≥ 7gr% tetapi   terdapat tanda-tanda gangguan oksigenasi. ·           hipoglikemia   : bolus glukosa 40% iv : 2-4 ml/kgBB  ·           syok   hipovolemia : RL 10-20 ml/kgBB secepatnya sampai nadi         teraba ·           gagal   ginjal akut : anuria : furosemide 1 mg/kgBB/kali ·           perdarahan   dan gangguan pembekuan darah : vitamin K injeksi        10 mg iv 
 ·           Penatalaksanaan   malaria serebral 1.              Pemberian   obat anti malaria Kina (Kina HCL) dosis 10   mg/kgbb/kali dilarutkan dalam 100-200ml dextrose 5 %(atau NacL 0,9%)   diberikan selama 2-4 jam, tiga kali sehari selama pasien belum sadar. Jika   penderita sudah sadar, kina dilanjutkan oral dengan dosis 3x 10 mg/kgbb/tiap   8 jam selama 7 hari dihitung dari pemberian hari I pemberian parental. 2.              Penanganan   suportif dan komplikasi  Kejang : berikan anti konvulsan   diazepam  Hipoglikemi : kadar gula kurang dari   50 mg%, berikan dextrose 40% iv 0,5-1 ml/kgBB dilanjutkan dengan cairan   rumatan glukosa 10%, sambil dilakukan pemeriksaan kadar gula darah berkala.   Hiperpireksia: pada suhu > 39 derajat berikan   kompres air                             Hangat dan antipiretik.   Anemia : kadar hematokrit <15 10ml="10ml" 20="20" atau="atau" blood="blood" darah="darah" kgbb="kgbb" ml="ml" prc="prc" span="span" transfuse="transfuse" whole="whole">15>  Bila   terjadi oliguria disertai tanda klinis dehidrasi maka direhidrasi. Bila   terjadi anuria maka beri diuretic furosemid inisial 40 mg iv. Jika setelah 2-3 jam tidak ada   urine, pertimbangkan dialysis. 
   Hemoglobulinuria/Black   Water Fever: jika terjadi parasitemia maka pengobatan anti malaria yang   sesuai diteruskan. Transfusi darah segar untuk mempertahankan hematokrit   diatas 20%. Pantau JVP untuk menghindari kelebihan cairan dan hipovolemia. Berikan   furosemid 1 mg/kgbb secara intravena. Jika terjadi oliguri dengan   kadar ureum dan kreatinin serumj meningkat, pertimbangkan hemodialisa.   Ikterus : tidak ada terapi khusus bila ditemukan hemolisis   berat dan Hb sangat turun, maka diberikan transfusi darah. Pada ikterus   berat, dosis malaria setengah dosis dengan waktu pemberian 2 kali lebih lama.   Hiperpasitemia : dilakukan transfusi tukar bila kadar   parasitemia > 30%, atau parasitemia >10% dengan komplikasi malaria   serebral, GGA, ikterus, anemia berat,    atau ditemukan skizon pada darah perifer. 
 |