1. Pengertian Dan Prevalensi
Hemoroid dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak jaman dahulu. Namun masih banyak masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tahu mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini. Banyak orang awam tidak mengerti daerah anorektal (anus dan rektum) dan penyakit-penyakit umum yang berhubungan dengannya. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah berupa tinja keluar dari dalam tubuh. Sedangkan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan di atas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.1
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari pleksus hemorrhoidalis. Hemoroid adalah bagian dari anatomi normal manusia dari lubang anus yaitu pleksus hemorroidalis yag terdiri dari arteri dan vena, vena dibagi menjadi vena hemorroidalis superior, media dan inferior. Mereka menjadi patologis bila bengkak atau meradang. Dalam keadaan fisiologis, pleksus hemorroidalis bertindak sebagai bantalan yang terdiri dari saluran arterio-vena dan jaringan ikat.1,2 Gejala-gejala patologis wasir tergantung pada vena hemoroidalis mana yang terkena. Pada internal hemorroid, vena yang terkena yaitu vena hemorroidalis superior dan media, gejala yang paling sering muncul adalah perdarahan tanpa rasa sakit saat buang air besar dengan feses yang keras. Sementara pada hemorroidalis eksterna, vena yang terkena yaitu vena hemorroidalis inferior, dengan gejala terasa ada benjolan di anus (dubur), kadang berdarah, buang air besar campur darah, terasa perih, nyeri, atau panas. 2,3
Hemoroid interna
Derajat hemoroid interna :
1. Derajat I (dini) : tidak menonjol melalui anus (dubur).
2. Derajat II : sudah menonjol dan dapat menonjol melewati dubur sesudah penderita buang air besar.
3. Derajat III : menonjol secara menetap.
Pada derajat I dan II, wasir interna masih dapat hilang secara spontan, tanpa operasi.3
Hemoroid eksterna
Ini adalah varises di bawah otot dan biasanya berhubungan dengan kulit. Hemorrhoid eksterna terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Akut, berupa bengkak bulat kebiruan pada pinggir anus. Sering terasa sangat sakit dan gatal.
2. Kronis. Ini artinya hemorrhoid yang terjadi sejak lama.
Gejala hemoroid eksterna yang sering terjadi adalah ada benjolan di anus, kadang berdarah, buang air besar campur darah, terasa perih, nyeri, atau panas. Hati-hati jika terjadi perdarahan yang cukup banyak, sebab hal ini dapat menyebabkan anemia.3
Hemoroid merupakan penyakit daerah anus cukup banyak ditemukan dalam praktek dokter sehari- sehari. Di RSCM selama 2 tahun(januari 1993 s.d. desember 1994) dari 414 kali pemeriksaan kolonoskopi didapatkan 108(26,09%) kasus hemoroid. Menurut Dr. Sutanto Gandakusuma, Ahli Bedah Rumah Sakit Husada, Jakarta, hampir 70 persen manusia dewasa mempunyai wasir, baik wasir dalam, wasir luar maupun keduanya. Namun tidak semua penderita wasir ini memerlukan pengobatan. Hanya sebagian kecil saja yang memerlukan pertolongan medis, yakni yang mengeluhkan pendarahan, adanya tonjolan dan gatal-gatal.1,4
Menurut studi epidemiologi yang dilakukan di dua negara, Amerika dan Inggris hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 juta orang di amerika mengeluh hemoroid dengan tingkat prevalensi 4,4%. Perbandingan kedua jenis kelamin sama, prevalensi usia puncak terkena rata-rata usia 45-65 tahun dengan penurunan prevalensi setelah usia 65 tahun. Pekembangan hemoroid sebelum 20 tahun sangat jarang terjadi. Orang kulit putih lebih rentan terkena dibandingkan orang kulit hitam, dan tingkat prevalensi meningkat dikaitkan dengan status sosial ekonomi lebih tinggi.5
2. Faktor-faktor resiko
Tabel berikut mengenai faktor-faktor resiko pada penyakit hemoroid, faktor tersebut yaitu : faktor biologi, lingkungan, perilaku dan pelayanan masyarakat.1,4,6,7
Faktor biologi dan genetik | Faktor lingkungan | Faktor perilaku | Factor pelayanan masyarakat |
Herediter ( dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis)Anatomik ( vena anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus horoidalis kurang mendapat sokongan dan vasa sekitarnya)Usia(pada usia tua timbul degenerasi jaringan tubuh, juga otot spinghter menjadi tipis dan atonis.Endokrin (pada wanita hamil, dilatasi vena ekstrimitas dan anus akibat sekresi hormon relaksin.Bendungan pada daerah portal misalnya pada pasien dekompesasio cordis dan cirosis hepatis. | Status sosio ekonomi yang lebih tinggi, dan tersedianya banyak rumah makan siap saji sehingga berpengaruh pada kebiasaan makan. | Pekerjaan : Orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus mengangkat barang terlalu berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid.Makanan –makanan rendah serat(diet tinggi lemak)Obesitas: peningkatan tekanan vena rektal.Kurang mobilisasi, kurang beraktivitas dan kurang olahraga.Konstipasi, kesulitan buang air besar, terlalu banyak mengedan saat buang air besar, kebiasaan jongkok atau duduk lama sehingga dapat menimbulkan ketegangan selama buang air besar.Kurang minum, mengkonsumsi alkohol dan kafein.Perilaku hubungan seks perianal. | Operasi rektumEpisiotomi, yaitu tindakan episiotomi yang tidak lege artis. Diare kronis, yaitu diare yang tidak ditangani secara benar sehingga menjadi kronis.Kurangnya usaha pelayanan kesehatan dalam mendiagnosis dini penyakit hemoroid yang asimptomatik, sehingga luput dari pemeriksaan dan seringkali datang sudah dalam kondisi darurat. |
3. Akar-Akar Permasalahan
Dari empat faktor penyebab yang disajikan, faktor perilaku dan biologi sangat berperan menimbulkan hemoroid. Hal ini di sebabkan pola makan rendah serat. Konstipasi adalah faktor perilaku yang paling berperan dan terbanyak menimbulkan hemoroid. Makanan rendah serat merupakan penyebab terbanyak untuk bisa menimbulkan konstipasi. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan individu atau masyarakat melalui pendidikan kesehatan mengenai hemoroid dan pencegahan yang dapat dilakukan melalui upaya hidup sehat dengan makanan tinggi serat dan olahraga teratur.
4. Rencana Program Kegiatan
Pilihan program untuk meningkatkan pengetahuan individu dan masyarakat melalui program pendidikan kesehatan, antara lain:
1. memberikan pengetahuan dan informasi lewat seminar-seminar mengenai pengertian hemoroid, penyebab dan pencegahan terjadinya hemoroid dengan pola hidup sehat, makan makanan yang mengandung serat dan olahraga.
2. membuat leaflet-leaflet berisi informasi terbaru tentang hemoroid.
3. memberi saran kepada dinas kesehatan setempat untuk mengadakan kuliah dan seminar menganai cara penegakan diagnosis dan penatalaksanaan pasien dengan hemoroid serta pelatihan bagi petugas kesehatan sebagai salah satu program kerja.
Dari program kerja di atas, alternatif terbaik dalam mengatasi kasus hemoroid adalah dengan memberikan pengetahuan melalui pendidikan kesehatan lewat promosi kesehatan terhadap individu dan masyarakat mengenai pola hidup sehat, makan makanan tinggi serat dan olahraga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Simadibrata K marcellus. Hemoroid. Dalam: Sudoyo.W Aru, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006: 397-399.
2. Anonim. Hemorroids. http://en.wikipedia.org/wiki/Hemorrhoid (diakses 15 mei 2010)
(diakses 15 mei 2010)
(diakses 16 mei 2010)