1. Pengertian dan prevalensi
Fatty liver adalah suatu keadaan di mana adanya penimbunan lemak yang berlebihan di sel-sel liver. Sebenarnya normal apabila liver kita mengandung lemak. Tetapi apabila berat lemaknya sudah lebih dari 10% dari berat liver itu sendiri, sehingga sebagian sel-sel liver yang sehat sudah diganti dengan sel lemak, itu sudah tidak normal. Liver sudah berubah warnanya menjadi kuning mengkilat karena berlemak, membesar dan lebih berat dari keadaan normal. Inilah yang disebut dengan fatty liver/perlemakan hati1.
Biasanya fatty liver tidaklah berbahaya, karena sebenarnya fungsi liver juga tidak terganggu tetapi untuk jangka panjang fatty liver sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Jenis penyakit fatty liver dapat dimulai dari steatosis (hanya perlemakan hati), steatohepatitis (perlemakan hati disertai dengan inflamasi). Keadaan ini dapat terjadi karena (1) konsumsi alcohol yang berlebihan yang disebut dengan ASH (Alcoholic Steatohepatitis), atau (2) bukan karena alkohol yang disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis). Fatty liver yang berhubungan dengan penggunaan alcohol bisa terjadi dengan hanya meminum sebanyak 10oz (+ 300 ml) alkohol perminggu1.
Spektrum NAFLD mungkin adalah penyakit hati yang paling umum di Amerika. Walaupun informasi yang tepat tentang angka dari kasus-kasus NAFLD dan NASH terbatas, perkiraan-perkiraan sudah dibuat. Lebih lagi, informasi tersedia atas individu-individu mana saja yang berisiko mengembangkan NAFLD dan NASH2.
Sampai saat ini , tidak tersedia data atas insidensi (angka dari kasus-kasus baru per tahun) dari NAFLD dan NASH di Amerika atau tempat lain di dunia untuk urusan itu. Untuk menentukan insidensi dari penyakit ini, studi-studi jangka panjang pada populasi yang berisiko diperlukan. Koleksi data demikian baru saja dimulai pada beberapa pusat-pusat medis2.
2. Faktor – faktor penyebab Fatty liver
Banyak penyebab-penyebab lain dari akumulasi lemak di hati selain NAFLD. Bagaimanapun, NAFLD dan NASH dianggap sebagai penyakit fatty liver utama. Penyakit fatty liver sekunder adalah termasuk yang terjadi pada tipe-tipe penyakit hati lainnya. Jadi, alcoholic liver disease (ALD) adalah penyakit fatty liver sekunder yang paling sering. Fatty liver sekunder dapat juga terjadi pada hepatitis B kronis (HBV), hepatitis C kronis (HCV) dan hepatitis autoimmune kronis (AIH) dan Wilson's disease. Pada AIH, sistim pertahanan immune tubuh menyerang dengan keliru organ hatinya sendiri. Pada penyakit Wilson, suatu akumulasi dari tembaga melukai hati. Pada semua penyakit fatty liver sekunder ini, fatty liver dihubungkan dengan kelainan-kelainan lain dari hati terpisah dari NASH dan diperkirakan adalah hasil dari sel-sel hati yang luka2.
Tipe lain dari fatty liver sekunder (secondary) tidak berhubungan dengan penyakit-penyakit spesifik hati lainnya. Pada kasus-kasus ini, akumulasi dari lemak hati disebabkan oleh gangguan dalam pemrosesan (metabolisme) lemak (lipid) didalam tubuh daripada luka langsung pada sel-sel hati. Penyebab-penyebab tersebut termasuk obat-obatan tertentu (seperti prednisone), beberapa operasi gastrointestinal (bariatric surgery) untuk obesitas, malnutrisi, dan kerusakan genetik protein-protein yang memproses (metabolis) lemak-lemak (lipid). Seperti digambarkan dibawah ini, semua penyebab-penyebab sekunder dari penyakit fatty liver harus dikeluarkan dari kemungkinan sebelum mencoba untuk menentukan diagnosis-diagnosis dari NAFLD. Inilah sebabnya mengapa NAFLD dianggap sebagai suatu diagnosis dari pengecualian2.
Table: faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Fatty Liver
Faktor biologi | Faktor lingkungan | Faktor perilaku | Faktor pelayanan kesehatan |
- Terjadi pada segala umur - Kehamilan - Kelainan bawaan pada metabolism glikogen, galaktose, tirosin atau homosistin - Sindroma Reye - Resistensi insulin | - Obat racun alami; pelarut, herbisida, pestisida, pelarut fosfor, keracunan jamur | - 80% kegemukan (obesitas) - Penderita diabetes - Bahan kimia dan obat-obatan - Kurang gizi dan diet rendah protein - Keracunan vitamin A - Operasi by-pass pada usus kecil | - Minimnya pengetahuan petugas kesehatan - Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai - Keterlambatan dalam diagnosis dan terapi - Kekeliruan dalam diagnosis dan terapi - Tidak adanya program yang adekuat dalam proses skrining awal penyakit |
· Gejala-gejala yang timbul dari Fatty liver
Fatty liver jarang menimbulkan keluhan, karena penimbunan lemak ini terjadinya secara perlahan-lahan. Gejala klinis yang dikeluhkan penderita paling-paling perut terasa penuh, ini disebabkan karena lemak kebanyakan menumpuk di hati bagian atas. Terus, perut daerah ulu hati kadang-kadang terasa keras. Pada waktu penyakit bertambah parah, mungkin penderita akan mengalami rasa lelah, sakit di sekitar perut, dan lemah1.
Fatty liver juga digambarkan dalam beberapa gejala-gejala medis (pengelompokan dari kelainan-kelainan). Sebagai contoh, fatty liver terjadi pada gejala polycystic ovarian, dimana polycystic ovaries dihubungkan dengan obesitas, rambut yang berlebihan (hirsutism), dan resistensi insulin. Gejala-gejala lipodystrophy sejak lahir, yang merupakan kelainan yang jarang dimana lemak pada batang tubuh dan extrimitas-extrimitas bergeser ke perut, adalah juga berhubungan dengan suatu fatty liver yang membesar2.
Biasanya penderita tidak tahu kalau ia menderita fatty liver, dan mereka baru tahu setelah melakukan check up lengkap karena penyakit lainnya1.
3. Faktor yang paling berperan
Faktor yang sangat berperan mempengaruhi terjadinay Fatty liver adalah faktor pelayanan kesehatan.
4. Akar-akar permasalahan
Keterlambatan petugas kesehatan dalam penegakan diagnosis dan pemberian terapi.
5. Akar masalah utama
Faktor pelayanan kesehatan yang menjadi masalah utama dalam kasus Fatty liver adalah keterlambatan dalam mendiagnosis dan memberikan terapi. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan petugas kesehatan sehingga pasien yang dating mengalami keterlambatan dalam penegakan diagnosis maupun pemberian terapi yang tepat. Bahkan tidak jarang pasien datang kembali dalam kondisi yang lebih buruk dari sebelumnya atau mengalami komplikasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dengan jalan meningkatkan pengetahuan petugas dan juga masyarakat mengenai Fatty liver.
6. Rencana Program Kegiatan
Pilihan program untuk meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan, antara lain:
1. Memberikan materi kuliah atau seminar bagi petugas kesehatan mengenai cara penegakan diagnosis dan penatalaksanaan Fatty liver
2. Membuat leaflet-leaflet berisi informasi terbaru tentang Fatty liver
3. Memberi saran kepada dinas kesehatan setempat untuk mengadakan materi kuliah atau seminar, dan pelatihan bagi petugas kesehatan sebagai salah satu program kerja
Dari program kerja di atas, alternative terbaik dalam mengatasi kasus Fatty liver adalah dengan memberikan materi kuliah atau seminar bagi petugas kesehatan mengenai cara penegakan diagnosis dan penatalaksanaan Fatty liver. Umumnya keterlambatan diagnosis dan terapi terjadi karena minimnya pengetahuan petugas kesehatan tentang Fatty liver dan kurangnya fasilitas pada saran kesehatan yang memadai.