Menurut Joint National Committee VII, Klasifikasi hipertensi adalah :
| Systolic Pressure |
| Diastolic Pressure |
Normal | <120 | and | <80 |
Prehipertension | 120-139 | Or | 80-89 |
Hipertension stage I | 140-159 | Or | 90-99 |
Hipertension stage II | ≥160 | Or | ≥100 |
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab meningkatnya resiko penyakit strok, jantung dan ginjal. Penderita yang berisiko tinggi terkena hipertensi adalah laki-laki > 45 tahun atau perempuan > 50 tahun dan mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarga. Selain itu, obesitas, merokok, alkohol, mengkomsumsi garam berlebihan, kurang olah raga, Diabetes Melitus, stress juga beresiko. Pada akhir abad ke 20, penyakit jantung dan vaskuler menjadi penyebab kematian utama di negara-negara berkembang. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, kematian karena penyakit jantung dan vaskuler di Indonesia sebesar 26,3%. Sementara data kematian di Rumah Sakit 2005 sebesar 16,7%. Resiko utamanya adalah hipertensi, dan juga hiperkolesterolemia dan diabetes melitus.
Hipertensi yang lama dan tidak terkontrol dapat menyebabkan Congestive Hearth Failure ( CHF). CHF adalah penyakit kardiovaskuler yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Resiko kematian karena gagal sebesar 5-10% setiap tahun dari gagal jantung ringan menjadi berat meningkat 30-40%.
CHF adalah kegagalan jantung mempompaka darah ke seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). CHF di klasifikasikan menjadi akut dan kronik.CHF akut terjadi secara sporadik, ditandai dengan menurunya Cardiac output dan perfusi yang tidak adekuat. Hal ini dapat menyebabakan Edema pulmonal dan kolaps pembuluh darah. Penyebab CHF akut diantaranya ruptur katup jantung karena trauma, endokarditis, miokard infark masif pada penderita yang belum pernah terkena penyakit jantung.
Sedangkan CHF kronik terjadi dengan lambat, ditandai dengan penyakit iskemik atau obstruksi pulmonal. Pada CHF kronik, terjadi retensi air dan natrium pada ventrikel yang menyebabkan hipervolume, kemudian dilatasi dan hipertropi ventrikel. CHF kronik biasanya terjadi pada penderita kardiomiopati atau penyakit katup multipel yang berlangsung lambat. Kongestif Vaskuler sering terjadi pada CHF kronik.
Diagnosis CHF berdasarkan Framingham’s Score adalah sebagai berikut:
Kriteria Mayor
1. Paroxysmal Nokturnal dispnu atau ortopnu
2. Tekanan vena jugularis meningkat
3. Ronkhi Paru
4. Kardiomegali
5. Edema pulmonal akut
6. Gallop S3
7. Peningkatan Tekanan vena >16cmHg
8. Refluk Hepatojugular
Kriteria Minor
1. Edema Pretibial
2. Batuk pada malam hari
3. Dyspnoe D’effort
4. Hepatomegali
5. Efusi Pleura
6. Penurunan Vital Capacity sampai1/3 Maksimum
7. Takikardi
Diagnosis ditegakkan jika terdapat 2 kriteria mayor, atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.
Karena begitu banyaknya insiden penderita CHF, maka sangat perlu pemahaman yang lebih mendalam baik anamnesis, gejala klinik, pemeriksaan fisik, serta kelainan lain yang menyertai penyakit ini, sehingga identifikasi dan pengobatan menjadi lebih tepat. Karena alasan tersebut kami memilih kasus ini.