Penyakit batu saluran kemih sudah diderita manusia sejak zaman dahulu kala. Hal ini dibuktikan dengan diketahui adanya batu saluran kemih pada mummi Mesir yang berasal dari 4800 tahun sebelum Masehi. Dan Hippocrates yang merupakan bapak ilmu kedokteran menulis tentang penyakit batu ginjal pada 4 abad sebelum Masehi. Batu saluran kemih merupakan penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi setelah penyakit infeksi dan penyakit kelenjar prostat. Di Negara barat 5-10% penduduknya pernah menderita penyakit ini dengan insidensi sekitar 0,4% per tahun dari jumlah penduduk.
Di Indonesia, penderita BSK masih banyak, tetapi data lengkap kejadian penyakit ini masih belum banyak dilaporkan. Hardjoeno dkk di Makassar (1977–1979) menemukan 297, Rahardjo dkk (1979–1980) 245 penderita BSK, Puji Rahardjo dari RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo menyatakan penyakit BSK yang diderita penduduk Indonesia sekitar 0,5%, bahkan di RS PGI Cikini menemukan sekitar 530 orang penderita BSK pertahun. Sementara Rusfan dkk (Makassar, 1997–1998) melaporkan adanya 50 kasus.
Pada laki-laki penyakit ini empat kali lebih tinggi daripada wanita. Usia terbanyak penderita batu saluran kemih di Negara-negara barat yaitu pada usia 20-50 tahun. Sedangkan di Indonesia pada usia antara 30-60 tahun. Dan berdasarkan letaknya diketahui paling banyak batu di saluran kemih bagian atas di ginjala dan ureter sebanyak 58,4 % pada tahun 1993, menjadi 73% pada tahun 1998.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Penyebab pasti yang membentuk BSK belum diketahui, oleh karena banyak faktor yang dilibatkannya. Kemungkinan penyakit ini berhubungan dengan social ekonomi, budaya dan pola makan. Terbentuknya batu saluran kemih disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dalam individu itu sendiri yang terdiri dari faktor genetik sebanyak 25% dan non genetik 75%. Faktor intrinsik non genetik misalnya umur, jenis kelamin, ras dan sebagainya. Selain itu dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar individu seperti faktor geografis, musim, iklim, dan gaya hidup seperti pekerjaan, pola makan dan minum, stress psikis, kegemukan, olah raga, pH air kemih, stasis dan kebiasaan menahan buang air kecil.
Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya batu saluran kemih ditinjau dari teori Blum dibedakan menjadi empat faktor, yaitu : faktor biologi, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan dan faktor prilaku.
Faktor biologi | Faktor lingkungan | Faktor perilaku | Faktor pelayanan kesehatan |
- Faktor genetik berperan sebesar 25 % dari faktor risiko terbentuknya batu saluran kemih. - Usia, penderitanya berusia 30-60 tahun - Risiko batu ginjal pada pria:wanita = 4:1 | - Stress - Lingkungan kumuh - Iklim dan temperature: iklim tropis dengan paparan sinar ultraviolet tinggi. | - Diet tinggi protein hewani, lemak dan kalsium secara berlebihan - Diet rendah serat dan sitrat. - Asupan air : kurangnya asupan air. - Pekerjaan : pada orang yang pekerjaannya banyak duduk - Kurang aktifitas dan olah raga. - Perilaku yang sering menahan BAK - Obesitas | - Keterlambatan diagnosis dan ketidakadekuatan pengobatan. - Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan |
FAKTOR YANG PALING BERPERAN
Faktor yang sangat berperan mempengaruhi terjadinya batu saluran kemih adalah faktor perilaku.
AKAR-AKAR PERMASALAHAN
Pola hidup masyarakat yang tidak sehat yang disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai batu saluran kemih baik gejala maupun upaya pencegahannya
AKAR MASALAH UTAMA
Faktor perilaku menjadi masalah utama dalam kasus batu saluran kemih adalah akibat perilaku dan pola hidup masyarakat yang tidak sehat yang disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai batu saluran kemih baik gejala maupun upaya pencegahannya. Angka kekambuhan penyakit ini pun cukup tinggi jika penderita tidak menerapkan perilaku hidup yang sehat. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikan akar masalah tersebut dengan cara melakukan penyuluhan agar masyarakat dapat memahami apa itu batu saluran kemih, gejala, dan upaya pencegahannya sehingga dapat turut berperan aktif dalam upaya menurunkan angka penderita dan dapat meningkatakan pola hidup yang sehat.
RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Untuk meningkatakan pengetahuan masyarakat menggenai batu saluran kemih dapat dilakukan program-program sebagai berikut:
1. Memberi saran kepada dinas kesehatan setempat untuk mengadakan penyuluhan tentang Faktor-faktor resiko penyebab batu saluran kemih dengan pengetahuan dasar gejala-gejala klinis, upaya pencegahanya dan pengobatannya.
2. Memberikan edukasi kepada masyarakat melalui penyelenggaraan penyuluhan atau seminar awam tentang pentingnya minum 2-2,5 liter (± 8-10 gelas) air setiap hari, tidak membiasakan menahan buang air kecil dan, tidak terlalu lama duduk dalam bekerja (>4 jam sehari)
3. Menggalakkan ibu-ibu PKK untuk melakukan demo masak makanan sehat dengan menu rendah protein hewani, rendah lemak, tinggi serat dan sitrat.
4. Kerjasama dengan stasiun radio dan TV lokal setempat untuk memuat iklan layanan masyarakat tentang pentingnya berolah raga teratur, mengurangi konsumsi softdrinks, junk food dan menjaga berat badan yang optimal.
Dari program kerja diatas, alternatif terbaik dalam mengatasi kasus batu saluran kemih adalah dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pola hidup sehat yaitu dengan minum air putih minimal 8-10 gelas perhari, tidak menahan BAK, makan makanan yang sehat, olahraga , dan menjaga berat badan yang optimal. Pola hidup yang tidak sehat ini terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya informasi mengenai pola hidup sehat, faktor risiko, gejala, dan upaya pencegahan.