PATOFISIOLOGI
Ada beberapa mekanisme yang mendasari terjadinya anemia pada usila, yaitu:
- Penurunan      kinerja sumsum tulang: sumsum tulang, meskipun sepanjang hidup selalu      dinamis dalam memproduksi sel darah merah dan mereplikasi diri (self-replication) untuk menunjang      fungsinya, sumsum tulang tetap saja melalui periode penurunan fungsi secara      fisiologis ke tahap yang drastis. Dimana periode ini disebut tahap      inovulasi sumsum tulang. Pada tahap ini yang mencolok ialah penurunan daya      replikasi sumsum tulang sehingga baik stroma sumsum tulang yang digunakan      untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel induk (pluripoten) maupun      kecepatan diferensiasi sel-sel progenitor untuk mencapai maturitas, akan      menurun. Dampak globalnya ialah terjadi penurunan sintesis sel darah      merah. Hal inilah yang mendasari betapa mudahnya seorang usila terkena      onset anemia.
- Penyakit      kronis yang mendasari: adanya penyakit kronis pada seorang usila,      mempercepat dimulainya anemia. Di samping itu, dalam beberapa penelitian      dikatakan bahwa faktor-faktor pembekuan menurun seiring usia, juga sistem      imunitas tubuh yang kian menurun, sehingga mempersulit terjadinya suatu      tahap penyembuhan. Penyakit kronis, yang notabenenya adalah onset      perdarahan, akan sulit disembuhkan pada kondisi usila dengan gangguan      faktor pembekuan dan imunitas. Perdarahan yang terjadi semakin lama,      semakin kronis. Anemia yang terjadi biasanya ialah anemia defisiensi besi      akibat perdarahan kronis.
- Penurunan      sintesis eritropoietin: kemampuan ginjal dalam berbagai fungsinya akan      terus menurun seiring proses penuaan, termasuk kemampuannya dalam      mensintesis eritropoietin. Kompensasi tubuh hanya mampu menghasilkan 10 %      eritropoietin apabila ginjal tidak memproduksinya. Kekurangan      eritropoietin yang merupakan faktor pertumbuhan sel darah merah,      mengakibatkan  progenitor eritroid      tidak berdiferensiasi menjadi sel darah merah. Kekurangan sel darah merah      mengakibatkan kekurangan hemoglobin, sehingga terjadi anemia.
- Proses      autoimun: kadangkala ada proses autoimun yang mendasari terjadinya anemia.      Sel-sel parietal lambung yang akibat proses autoimun mengalami atrofi, mengakibatkan      lambung menjadi tipis dengan infiltrasi sel plasma dan limfosit, sehingga      berdampak pada penurunan cadangan faktor intrinsik di parietal lambung.      Dimana faktor intrinsik yang menurun di parietal lambung ini mengakibatkan      ileum sedikit menyerap vitamin B 12. Dampaknya terjadi anemia      megaloblastik (anemia pernisiosa).
- Kurang intake: pada usila, penurunan nafsu      makan secara fisiologis akan terjadi. Apabila sampai ke periode tersebut,      meskipun sedikit berpengaruh terhadap kurangnya intake atau asupan, faktor ini masih dipertimbangkan karena      faktor diet yang buruk tidak jarang mengakibatkan anemia, terutama anemia      defisiensi besi. Anemia yang disebabkan akibat kurang nafsu makan sehingga      kurang asupan, akan memperburuk percepatan tingginya nafsu makan lagi      karena anemia sendiri tidak hanya sebagai akibat dari kurang nafsu makan,      tetapi juga sebagai penyebab kurangnya nafsu makan. Hasilnya, keadaan ini      menjadi suatu lingkaran setan. 
 
 
Title : Patofisiologi Anemia Pada Penderita Usia Lanjut (USILA)
Description :                                       PATOFISIOLOGI Ada beberapa mekanisme yang mendasari terjadinya anemia pada usila, yaitu: Penurunan    ...