Health Promotion - Promosi Kesehatan*
Mariatul Fadilah dr. MARS
Istilah promosi kesehatan telah lama dikenal sebagai satu kesatuan pengertian tentang upaya kesehatan yang menyeluruh yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Bahkan dulu sudah ada istilah promotor kesehatan desa atau kader yang dikaitkan dengan pembangunan kesehatan masyarakat desa.
Promosi kesehatan mulai dikenal luas setelah Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa pada tahun 1986. Promosi kesehatan adalah proses memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter 1986).
Promosi Kesehatan adalah proses memberdayakan/memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat.
Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku, yaitu upaya untuk memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Disamping itu promosi kesehatan juga mencakup berbagai aspek khususnya yang berkaitan dengan aspek lingkungan atau suasana yang mempengaruhi perkembangan perilaku yang berkaitan dengan aspek sosial budaya, pendidikan, ekonomi, politik dan pertahanan keamanan.
Sesuai dengan konsep promosi kesehatan, individu dan masyarakat bukan hanya menjadi objek yang pasif (sasaran) tetapi juga subjek (pelaku).
Dalam konsep tersebut masalah kesehatan bukan hanya menjadi urusan sektor kesehatan tetapi juga termasuk urusan swasta dan dunia usaha yang dilakukan dengan pendekatan kemitraan. Dengan demikian kesehatan adalah upaya dari, oleh dan untuk masyarakat yang diwujudkan sebagai gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
*disampaikan oleh……
Visi promosi kesehatan adalah masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesadarannya sehingga mereka dapat hidup sehat, produktif, bahagia dan sejahtera.
Misi promosi kesehatan adalah melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan, melalui :
1. advokasi (advocate) kesehatan kepada para penentu kebijakan, untuk membuat kebijakan yang berwawasan kesehatan.
2. menjembatani (mediate), menggalang kemitraan dan membina suasana yang kondusif demi terwujudnya PHBS di masyarakat.
3. Memampukan (enable), meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan, pendidikan, pelatihan, dan memperkuat sumber daya manusia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat secara mandiri.
Dalam upaya penerapan promosi kesehatan dilakukan 3 strategi sebagai berikut ;
1. Advokasi kesehatan, yaitu : pendekatan kepada para pimpinan atau pengambil keputusan agar dapat memberi dukungan , kemudahan, perlindungan pada upaya pembangunan kesehatan.
2. Bina suasana, yaitu suatu upaya untuk menciptakan suasana kondusif untuk menunjang pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong melakukan PHBS.
3. Gerakan masyarakat, yaitu upaya memandirikan masyarakat agar secara proaktif mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara mandiri.
Ketiga strategi tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan (sinergis) namun ditandai dengan fokus yang berbeda, yaitu :
1. Advokasi kesehatan lebih diarahkan kepada sasaran tersier yang menghasilkan kebijakan.
2. Bina suasana lebih diarahkan kepada sasaran sekunder yang menghasilkan kemitraan dan opini.
3. gerakan masyarakat lebih diarahkan pada sasaran primer yang menghasilkan kegiatan masyarakat mandiri.
Tabel 1. Sasaran promosi kesehatan menurut tatanan
Tatanan | Sasaran primer | Sasaran sekunder | Sasaran tersier | Program prioritas |
Rumah tangga | Ibu, Anggota keluarga | Kader, PKK, tokoh masyarakat/agama, LSM | Kader, PKK, tokoh masyarakat/agama, LSM | KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, gaya hidup, JPKM |
Sekolah | Seluruh siswa dan mahasiswa | Guru, dosen, karyawan, OSIS, BP3, pengelola kantin | Kepala sekolah, dekan, pengelola sekolah, pemilik sekolah | Kesehatan lingkungan, gaya hidup, gizi, JPKM |
Tempat kerja | Seluruh karyawan | Pengurus/serikat pekerja | Pengelola, pemilik perusahaan | Kesehatan lingkungan, gaya hidup |
Tempat umum | Pengunjung, pengguna jasa | Karyawan, pengelola | Kepala daerah | Kesehatan lingkungan, gaya hidup |
Sarana kesehatan | Petugas kesehatan | Organisasi profesi kesehatan, kelompok peduli kesehatan | Pimpinan/direktur, kepala daerah, BAPPEDA, DPRD | Kesehatan lingkungan, gaya hidup |
Strategi promosi kesehatan diarahkan untuk ;
1. mengembangkan kebijakan guna mewujudkan masyarakat yang sehat.
2. membina suasana, iklim dan lingkungan yang mendukung
3. memperkuat, mendukung dan mendorong kegiatan masyarakat
4. meningkatkan kemampuan dan keterampilan perorangan
5. mengupayakan pembangunan kesehatan yang lebih memberdayakan masyarakat.
Dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat diterapkan ketiga strategi yang telah dikenal dengan strategi ABG.
1. Advokasi PHBS
2. Bina Suasana (sicial support)
3. Gerakan Masyarakat (empowermwnt)
Ad. 1 Advokasi PHBS
Advokasi PHBS adalah:
a. upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai komunikasi persuasif untuk memasyarakatkan PHBS yang ditujukan pada penentu kebijakan
b. Upaya untuk memepengaruhi individu melalui komunikasi persuasif untuk memasyarakatkan PHBS
c. Berbagai bentuk komunikasi persuasif yang ditujukan pada penentu kebijakan untuk memperoleh dukungan sumber daya, kemitraan dalam peningktan PHBS.
Advokasi PHBS dilakukan dengan:
- mempengaruhi pihak lain melalui jaringan kerja dan kemitraan
- mengambangkan peraturan, dan kebijakan yang mendukung pembudayaan PHBS
Tingkat keberhasilan advokasi PHBS sanagat tergantung pada adanya komitmen pada penentu kebijakan baik jajaran pemerintah maupun disetiap tatanan masyarakat. Selain itu advokasi PHBS dilakukan disemua jenjang administrasi mulai daripusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan. Advokasi PHBS dapat dilakuakn melalui media massa secara kontinu melalui televisis, radio, surat kabar, bahkan internet untuk menjangkau masyarakat lebih luas.
Selama ini dalam melaksanakan advokasi PHBS dijumpai beberapa kendal anatara lain:
- para pembuat kebijakan, pengelola program masih belum mempunyai persepsi yang sama dengan PHBS.
- Penyelenggara kesehatan masih mementingkan upaya kuratif, sedangkan PHBS lebih menekankan pada upaya promotif preventif.
- Masih adanya budaya ketergantungan masyarakat terhadap petugas dalam upaya kesehatan.
Advokasi kesehatan yangberhasil menuntut kemampuan seseorang atau kemampuan tim bertindak secara advokator. Kemampuan sebagai advokator kesehatan dapat dipelajari dan dibina. Secara umum menurut John Hopkins University (JHU), advokasi kesehatan ditempuh melalui kerangka advokasi yang memuat 6 langkah yaitu:
a. Melakukan analisis
Yang temasuk dalam analisis adalah:
- Identifikasi masalah
- Identifikasi kebijakan yang ada
- Program-program komunikasi yang telah dilaksankan dalam mendukung kebijakan sehat
- Perubahan kebijakan yang diinginkan oleh tingkat tertentu
- Stake holder (mitra kerja) yang terkait dengan perubahan kebijakan
- Jejaring untuk penentu kebijakan
- Sumber daya yang memungkinkan untuk melaksanakan kebijakan sehat.
b. Menyusun strategi
Yang termasuk dalam strategi adalah:
- membentuk kelompok kerja PHBS
- Identifikasi sasaran primer dan sekunder
- Mengembangkan tujuan “SMART” (Spesific/spesifik, Measurable/dapat diukur, Appropriate/tepat, Realistic/nyata, Time bound/sesuai jadwal)
- Menentukan indikator
- Menyiapkan dukungan dana
- Menempatkan “issue” yang penting mendapat dukungan dari penentu kebijakan
- Merencanakan perbaikan sarana komunikasi
c. Menggalang kemitraan
- Menyusun POA bersama
- Saling tukar menukar pengalaman dan informasi
- Mendelegasikan tanggung jawab
- Adanya kesinambungan kerjasama
Dalam menggalang kemitraan perlu memahami prinsip-prinsip:
- Kesetaraan (equity)
- Saling menguntungkan
- Keterbukaan (transparan)
d. Tindakan/pelaksanaan
Seyelah 3 langkah terdahulu dilakuakn dengan seksam dan cermat. Tindakan/pelaksanaan mengacu pada rencana yang telah disusun berdasrkan hasil analisis, persiapan strategi yang telah dituangkan dalam plan of action yang dipersiapkan bersama mitra, sudah terlibat mulai saat analisis.
Beberapa tindakan dalam pelaksnaan advokasi:
- melaksanakan rencana advokasi (plan of action)
- mengumpulkan pesan mitra
- menyajikan pesan yang tepat
- menepati jadwal
- mengenmbangkan jaringan komunikasi dengan mitra.
Adapun kegiatan yang bernuansa advokasi seperti seminar sehari, orientasi, lobby, kampanye, sarassehan dan kegiatan lain yang sesuia dengan kondisi setempat. Sedangkan waktu untuk melakukan advokasi dapat dipilih sesuai dengan pesanyang akan disampaikan misalnya hari kesehatan sedunia 7 April. Hari kesehatan Nasional 12 November, Hari sadar pangan gizi dan hari-hari lain yang tepat, atau disesuiakan dengan kebutuhan mitra dan masyarakat setempat.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mengukur pencapaian tujuan (proses dan output) melalui pengecekan dokumentasi tentang kegiatan-=kegiatan yang seharusnya dilaksanakan, materi KIE yang telah diterbitkan dan disebarluaskan serta produk-produk kebijakn yang diterbitkan.
f. Kesinambungan proses
Melaksanakan proses komunikasi secara terus-menerus dengan memanfaatkan hasil evaluasi.
Dalam melakuakn advokasi kesehatan ada beberapa etika yang perlu diperhatikna yaitu:
1. Mulai dengan sisi yang positif sasaran misalnya isu apa saja yang mendapat perhatian khusus dari sasaran. Pintu masuknya tidak selalu harus dari maslah-masalah kesehatan.
2. Mau kompromi, sabar dan tegar tidak menyalahkan sasaran
3. sampaikan pesan dan informasi dengan bahasa yang menggugah
4. Kemukakan hal-hal moratif sesuai dengan kebutuhan sasaran.
5. Gunakan visualisasi yang menarik dan mengesankan.
Untuk memeperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang perbedaan penyampaian pesan advokasi kesehatan dengan penyajian ilmiah dapat mempelajari tabel dibawah ini.
Tabel 1. Perbedaan perumusan pesan antara advokasi dan penyajian ilmiah
ADVOKAS KESEHATAN | PENYAJIAN ILMIAH |
1. Pesan sederhana, dan tepat sasaran | 1. Perlu penjelasan rinci |
2. Penjelasan tambahan dapat mengaburkan pesan pokok | 2. Penjelasan tambahan diperlukan supaya mantap |
3. Bahasa teknis membingungkan sasarn | 3. Bahasa teknis dapat menambah kejelasan dan ketepatan. |
4. beberapa pesan pokok sudah cukup | 4. pesan pokok dapat menjadi beberapa makalah |
5. fakta keseharian ditampilkan | 5. harus objektif dan tidak bias |
6. mendahulukan kesimpulan untuk penyajian | 6. uraian didahulukan, baru kesimpulan |
7. terlalu banyak fakta dan gambaran tidak menyenangkan sasaran | 7. bukti-bukti yang mendukung sangat penting |
8. persiapan dan kegiatan yang cepat dan tepat lebih efisien | 8. persiapan dan penelitian yang buru-buru tidak akan berharga |
9. fakta bahwa selebriti yang terkenal mendukung kegiatan bisa menguntungkan | 9. fakta bahwa selebriti terkenal mendukung penelitian tidak relevan |
10. banyak yang percaya dilapangan bahwa kebenaran politis itu subjektif | 10. banyak yang percaya bahwa kebenaran ilmiah itu objektif. |
Ad. 2. Bina Suasana
Bina suasana adalah menjalin kemitraan untuk pembentukan opini publik dengan berbagai kelompok opini yang ada di masyarakat seperti : tokoh masyarakat, tokoh agama, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dunia usaha/swasta, media massa, organisasi profesi pemerintah dan lain-lain. Bina suasana dilakukan untuk sasaran sekunder atau petugas pelaksana diberbagai tingkat administrasi (dari pusat hingga desa).
Strategi bina suasana perlu ditetapkan untuk menciptakan norma-norma dan kondisi/situasi kondusif di masyarakat dalam mendukung PHBS. Bina suasana sering dikaitkan dengan pemasaran sosial dan kampanye, karena pembentukan opini memerlukan kegiatan pemasaran sosial dan kampanye. Namun perlu diperhatikan bahwa bina suasana dimaksud untuk menciptakan suasana yang mendukung, menggerakkan masyarakat secara partisipatif dan kemitraan.
Metode bina suasana dapat berupa :
- Pelatihan
- Semiloka
- Konferensi pers
- Dialog terbuka
- Sarasehan
- Penyuluhan
- Pendidikan
- Lokakarya mini
- Pertunjukkan tradisional
- Diskusi meja bundar (Round table discussiaon)
- Pertemuan berkala di desa
- Kunjungan lapangan
- Studi banding
- Traveling seminar
Kemitraan dalam kesehatan berarti menggalang partisipasi semua sektor untuk meningkatkan harkat hidup dan derajat kesehatan, semua sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah dan non pemerintah bekerjasama berdasarkan kesepakatan dan fungsi masing-masing.
Untuk menjaga kelanggengan dan keseimbangan bina suasana diperlukan :
- forum komunikasi
- dokumen dan data yang up to date (selalu baru)
- mengikuti perkembanagan kebutuhan masyarakat
- hubungan yang terbuka, serasi dan dinamis dengan mitra
- menumbuhkan kecintaan terhadap kesehatan
- memanfaatkan kegiatan dan sumber-sumber dana yang mendukung upaya pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat
- adanya umpan balik dan penghargaan
Ad. 3. Gerakan Masyarakat (Empowerment)
Strategi gerakan masyarakat adalah cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif dalam PHBS. Yang dimaksud sasaran primer adalah masyarakat yang terkena masalah baik di kota maupun di desa.
Contohnya di tatanan rumah tangga adalah para ibu, ditatanan institusi pendidikan adalah murid-murid di sarana pelayanan adalah petugas kesehatan.
Pelaksanaan strategi gerakan masyarakat yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesehatannya.
b. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan kemandirianmasyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan.
Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat sangat ditentukan oleh pemahaman, kemahiran dan semanagt dalam menerapkan pendekatan sosila kemasyarakatn.
Dengan demikian dalam era desentralisasi pemerintah pusat berperan dalam menentukan standarisasi, regulasi, monitoring, dan evaluasi, sedangkan dearah bereperan dalam penyediaan sumber daya yang meliputi “4M” (man, money, material and method) serta pelaksanaan operasional dan pemantauan setempat.
Secara keseluruhan pendekatan gerakan masyarakat dilakuakn melaui; KIE, pengenmabang institusi masyarakat, pendekatan hukum dan regulasi, penghargaan (intensif), serta peningkatan ekonomi produktif (income generating)
Dalam melaksanakan gerakan masyarakat perlu memperhatikan karakteristik masyarakat setempat yang dapat dikelompokkan sebagai bnerikut:
a. masyarakat pembina (caring community)
yaitu masyarakat yang peduli kesehatan, misalnya: LSM kesehatan, organisasi profesi yang bergerak di bidang kesehatan.
b. Masyarakat setara (coping community)
Yauti masyarakat yang karena kondisinya kirang memadai sehingga tidak dapat memelihara kesehatannya. Misalnya seorang ibu sadar akan pentingnya memeriksakan kehamilan, teteapi karena keterbatasan ekonomi dan tidak adanya trannsportasi si ibu tidak pergi ke sarana pelayan akesehatan.
Perbedaan
Health Education dan Health Promotion
Pendidikan Kesehatan :
1. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan pelaku pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan dimana terdapat proses belajar mengajar antara yang diajar dan yang mengajar.
3. Dari pengalaman bertahun-tahun pelaksanaan pendidikan ini, baik dinegara maju maupun negara berkembang mengalami berbagai hambatan dalam rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup sehat bagi masyarakatnya. Hambatan yang paling besar dirasakan adalah faktor pendukungnya (enabling factor). Meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun praktek tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat masyarakat masih rendah. Ternyata faktor pendukung atau sarana-prasarana tidak mendukung masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Misalnya : meskipun kesadaran dan pengetahuan orang atau masyarakat tentang kesehatan (misalnya : sanitasi lingkungan, gizi, imunisasi, pelayanan kesehatan dan sebagainya) sudah tinggi, tetapi apabila tidak didukung oleh fasilitas yaitu tersedianya jamban sehat, air bersih, makanan yang bergizi, fasilitas imunisasi, pelayanan kesehatan dan sebagainya, maka mereka sulit untuk mewujudkan perilaku tersebut.
Promosi Kesehatan :
1. Istilah promosi kesehatan telah lama dikenal sebagai satu kesatuan pengertian tentang upaya kesehatan yang menyeluruh yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Jadi pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan.
2. promosi kesehatan memiliki strategi yang luas, tidak hanya terbatas pada penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan, melalui : advokasi kesehatan kepada para penentu kebijakan, untuk membuat kebijakan yang berwawasan kesehatan; menjembatani, menggalang kemitraan dan membina suasana yang kondusif demi terwujudnya PHBS di masyarakat; meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan, pendidikan, pelatihan, dan memperkuat sumber daya manusia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
3. Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku.