Akhir-akhir ini, banyak sekali pihak yang membuka tempat-tempat pengobatan. Mulai dari tempat yang seadanya hingga tempat yang teramat mewah. Jasa yang dijual cukup bervariasi, seperti pijat tradisional, teknik senam kebugaran, ataupun penggunaan media modern. Tidak tahu apakah pantas disebut ironis atau tidak, oknum penyelenggara tempat-tempat pengobatan tersebut kebanyakan bukan dari kalangan kesehatan, dalam artian bahwa mereka tidak merintis keilmuan mereka dengan pendidikan yang resmi, sah, dan memadai. Sebagai contoh, ada seorang “tukang urut” yang sangat yakin dirinya pantas dibayar mahal karena keahliannya dalam menyembuhkan hampir seluruh penyakit yang dialami oleh pasien-pasiennya. Hebatnya, sang tukang urut itu hanya memberikan ramuan-ramuan dari tanaman yang belum tentu secara “berbasis bukti” memiliki khasiat klinis.
Bahkan ada hal yang teramat konyol, seperti menyembuhkan stroke hanya dengan mandi kembang, membunuh sel kanker hanya dengan meminum air yang telah dikirimi doa/jampi, melebarkan pembuluh darah hanya dengan menyentuh batu ajaib, serta mengembalikan penglihatan yang hilang hanya dengan pijat rutin. Hahh, sungguh luar biasa. Itu contoh penyembuhan penyakit, ada pula contoh tentang alat canggih pendiagnosis penyakit. Banyak alat-alat yang dianggap mutakhir, dan dimungkinkan untuk mendiagnosis segala penyakit, hebat bukan. Hebohnya, alat ini mampu mendiagnosis penyakit-penyakit yang sulit didiagnosis oleh kalangan dokter. Hanya dengan meletakkan telapak tangan ke atas screener yang terpasang pada alat, langsung saja segala data terpampang; hasil laboratoris, berat badan ideal, bahkan penyakit/kelainan yang sedang dan akan diderita, sungguh alat yang luar biasa. Tidak tanggung-tanggung, bayaran untuk meletakkan telapak tangan ke screener itu sangat menguras gocek, bisa sampai jutaan rupiah. Bersyukurlah bagi kita yang belum pernah menikmati kecanggihan alat tersebut, karena kita belum tertipu.
Kalau memang demikian adanya tentang alat super canggih tersebut, untuk apa dibuat ribuan fakultas kedokteran di bumi kita ini, toh, segala penyakit gampang didiagnosis dan mudah disembuhkan. Tetapi apakah memang alat-alat canggih seperti itu ada?
Sekedar tambahan, dalam dunia kedokteran, memang banyak alat-alat yang dipakai untuk mendiagnosis penyakit, seperti elektrokardiogram, elektroensefalogram, CT Scan, MRI, dan sebagainya. Alat-alat tersebut tidak serta merta bisa menampilkan diagnosis secara langsung, tetapi harus didukung oleh pengetahuan seorang ahli, dalam hal ini seorang dokter.
Deskripsi dalam artikel ini hanya untuk menghimbau agar kita menjadi insan yang realistis dan bertuhan. Segala sesuatu juga harus dikaitkan dengan logika, tetapi dengan tidak melupakan konsep-konsep ketuhanan. Maksudnya, dalam menghadapi masalah-masalah kesehatan, kita seharusnya berkonsultasi pada ahlinya, serta berdikari terhadap doa dan unsur kepasrahan.
Namun, segala keputusan ada di tangan kita masing-masing, keputusan tentang meyakini atau tidak kebenaran teknik-teknik pengobatan yang menjamur belakangan ini. Namun, sejatinya, apabila kita mempercayai teknik pengobatan yang benar-benar jauh menyimpang dari akal sehat dan konsep ketuhanan, berarti secara tidak langsung kita tidak mempercayai Tuhan, karena itu kita harus berhati-hati pada “kepercayaan” yang tidak sepeleh ini.
Sekarang, tugas kita ialah meyakini bahwa penyembuh satu-satunya ialah Tuhan kita Yang Maha Esa, agar kita selalu berpikir secara realistis dan menggunakan keyakinan kita akan keberadaan Tuhan Yang menyayangi dan mengasihi kita.