DEPARTEMEN IKA RSMH PALEMBANG
| Artritis Septik | Kode ICD : |
No Dokumen …………. | No.Revisi …………….. | Halaman : |
Panduan Praktek Klinis |
Tanggal Revisi ……………….. | Ditetapkan Oleh, Ketua Divisi Infeksi
DR. Dr. Yulia Iriani, SpA
|
Definisi
| Infeksi akut pada sendi yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dan dapat terjadi pada semua kelompok usia. |
Epidemiologi | Sendi lutut adalah yang paling sering terkena, disusul sendi panggul dan pergelangan kaki. Sendi siku, bahu, pergelangan tangan dan sendi kecil juga dapat terkena. 90% kasus monoartikuler, bila poliartrikuler bersamaan biasanya disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, N. Meningitidis, dan Salmonella spp Faktor risiko: usia muda, imunidefisiensi, hemoglobinopati, diabetes mellitus, atau penyakit atau kelainan lain pada sendisebelum terjadi artritis septik. Pada remaja pemakaian narkoba suntik dan aktivitas seks yang tidak aman adalah faktor risiko.
|
Etiologi
| Neonatus: Staphylococcus aureus, bakteri usus (enterobacteria) gram negatif, streptokokus grup B (GBS). Usia 2 bulan-5 tahun: Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza tipe b, Streptococcus grup A (GAS), dan S pneumonia. Usia > 5 tahun: Staphylococcus aureus, dan Streptococcus grup A (GAS)
|
Patogenesis
| - Penyebaran hematogen pada sendi selama bacteremia transient atau persisten.
- Penyebaran bakteri penyebab dari infeksi jaringan disekitar sendi, seperti osteomielitis ddan selulitis
- Bakteri penyebab langsung masuk ke rongga sendi. Pada kecelakaan (luka tusuk dan gigitan binatang) Atau saat penyuntikan atau pembedahan rongga sendi.
Bakteri memasuki ruang sendi yang tertutup dan merangsang synovitis. Selaput sendi banyak mengandung pembuluh darah dan tidak punya membran basalis sehingga bakteri dan leukosit mudah masuk. Endotoksin bakteri merangsang pelepasan TNF-alpha dan IL-1. Pengeluaran sitokin dan protease menyebabkan degradasi kartilago, dalam bebeberapa hari dapat menyebabkan degradasi kartilago. |
Anamnesis & Pemeriksaan fisik
|
Onset mendadak, pada sendi gejalanya eritema, panas pada perabaan, bengkak dan sangat nyeri dapat menyebabkan pseudo-paralisis. Gejala sistemik yaitu demam, malaise, anoreksia dan mudah terangsang. |
Kriteria Diagnosis
| Diagnosis definitif: pemeriksaan cairan sinovial dengan pewarnaan gram atau kultur. |
Diffrential diagnosis
| Karakteristik | Artritis septik | Artritis reumatoid | Toxic synovitis | keganasan | Hemartrosis |
| Lama sakit | R/infeksi sblmnya | >6 minggu | 7-10 hari | kronis | 5-7 hari |
| Lokasi sendi | 1 sendi | Poliartritis: ≥5 sendi Oligoartritis:<5 sendi="sendi" span="span"> Sistemik:demam minimal 2 minggu | Sendi panggul | bervariasi | bervariasi |
| Demam | + | +/- | Ringan/- |
| - |
| Organomegali | - | - | - | + | - |
| Nyeri | + | + | + | + | Ringan |
| Lab | Leukositosis CRP & LED meningkat |
| - | - | APTT memanjang | Terapi | Antibiotik | - | NSAID |
| Faktor Pembekuan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Karakteristik | Normal | Artritis septik | Artritis reumatoid | noninflamasi | Hemartrosis | Warna | Jernih | Keruh (pus) | Jernih-keruh | Jernih | Berdarah | Viskositas | Tinggi | Bervariasi | Rendah | ggi | bervariasi | Leukosit/mm3 | <200 span="span"> | >50.000 | 2000-10.000 | 200-2000 | 200-2000 | % PMN | <25 span="span"> | >75 | >50 | <25 span="span"> | 50-75 | Pewarnaan gram | - | + | - | - | - | Kultur | - | + | - | - | - | Kristal | - | - | - | - | - |
|
Pemeriksaan Penunjang
| Pemeriksaan cairan sinovial dengan pewarnaan gram atau kultur. Pengambilan sampel dengan aspirasi jarum tertutup, bila tidak berhasil sebaiknya diaspirasi lagi dengan panduan pencitraan terutama pada daerah panggul, bahu dan sacroiliaca. Hasil kultur: 90% kasus positif nongonococcal bacterial artritis. Pewarnaan gram: 50% positif Effusi purulen atau peradangan dengan hitung leukosit 50-150x109/L, dominan PMN. Glukosa cairan synovial biasanya menurun Lactic acid dan lactate dehidrogenase meningkat Pada staphilococcal artritis, PCR menunjukkan S aureus DNA pada cairan sinovial. Identifikasi DNA bakteri dengan PCR lebih bermanfaat pada pasien artritis dengan kultur negatif serta reaktif artritis. Leukositosis, peningkatan erytrocite sedimentation rate (ESR, LED dan CRP tapi tidak spesifik. USG untuk mendeteksi cairan sendi. CT scan dan MRI dapat memperlihatkan adanya pembengkakan jaringan lunak, serta adanya abses. |
Tatalaksana
| Usia/ keadaan | kuman penyebab | Antibiotik | Dosis | Neonatus | S.aureus,enterobacteria, gram negatif, Streptokokus grup B | Cloxacillin+ gentamisin | 15 mg/kg BB/6 jam oral, IV atau IM | Bayi 1-3 bulan | Streptococcus sp, Staphylococcus sp. Hib, sama dengan neonatus | Cefuroxim atau cefotaxime | 50 mg/kgBB/8 jam
| Anak | S. aureus, S. Pneumoniae, Stretokokus Grup A | cefazolin | 0,25 mg/kg BB/8 jam | Adolesens | Sama dengan anak, juga Neisseria gonorhoeae | Ceftriaxone atau cefixime + azithromycin | 50 mg/kgBB/24 jam 8 mg/kg BB/24 jam
| Sicle cell disease | Sama dengan anak, juga Salmonella sp | Cefotaxime | 50 mg/kg BB/8 jam | Luka tusuk | Sama dengan anak, juga Pseudomonas sp | Piperacillin | 100 mg/kg BB/6 jam |
|
| Selain antibiotik dapat diberikan tambaha deksametason dosis rendah selama 4 hari, dapat mengurangi sekuele dan memperpendek gejala pada anak dengan artritis septik yang bersifat hematogen Bila sendi yang terkena adalah panggul, bahu dan lutut, diperlukan tindakan bedah ortopedi untuk drainase cairan sendi. |
Komplikasi dan Prognosis
| Prognosis lebih buruk bila ditemukan: - Usia < 1 tahun
- Sendi yang terkena: terutama sendi panggul, bahu dan poliartritis
- Penyakit yang mendasari seperti DM, keganasan, sirosis
- Pemberian sitostatika
- Keterlambatan pengobatan
- Virulensi kuman, khususnya Staphylocicus aureus dan bakteri gram negatif
Apabila pengobatan terlambat dapat menyebabkan kematian akibat terjadinya sepsis dan syok septik.
|
Daftar kepustakaan
| IDAI cabang Jawa Barat dan UKK Alergi ImunologiMakalah lengkap penanganan komprehensif artritis anak. Septic artritis Newton-Wellesley Hospital, Newton, MA 02162, USA; and Tufts University School of Medicine, Boston, MA (Prof D L Goldenberg MD) Septic arthritis: current diagnostic and thera peutic algorithm Catherine J. Mathews and Gerald Coakley Samford Buku ajar alergi imunologi IDAI |