Saat ini, bisnis tempat penginapan semakin menjadi tempat bersinggah bagi para pebisnis yang ingin meningkatkan mutu finansialnya. Tempat penginapan yang dijadikan ladang bisnis mulai dari tempat penginapan skala kecil, menengah, sampai skala tinggi sekelas hotel berbintang.
Dalam sudut pandang kesehatan, seolah maraknya bisnis tersebut tidak berdampak apa-apa pada kesehatan, padahal secara tidak langsung semakin banyaknya tempat-tempat penginapan, angka kejadian penyakit menular seksual kian meningkat.
Motel, hotel, wisma, dan sebainya semakin membuat biang prostitusi "bermata hijau", menyaksikan peluang yang makin berlimpah. Mereka yang notabenenya membawa sejumlah penyakit seksual yang (mungkin) dorman, berpindah-pindah dari tempat penginapan yang satu ke tempat penginapan yang lain (tentunya ke tempat yang "menerima" jasa mereka). Hal ini membuat semakin rentan dan kuatnya rantai penularan. Ditambah lagi apabila mereka melakukan seks yang tidak aman; tidak memakai pengaman dan sebagainya. Dalam kondisi ini, penularan sulit dihindari.
Memang, tidak ada data statistik yang menunjukkan secara pasti berapa persen peningkatan yang terjadi, mengingat penyakit menular seksual merupakan penyakit yang prevalensinya seperti gunung es, semakin dalam ditelusuri semakin banyak terdeteksi. Namun, perlu dihubungkan secara rasional bahwa di suatu tempat yang banyak tempat penginapannya, penyakit menular seksual semakin tinggi prevalensinya.