Suinn pada tahun 2001, mengatakan, "
Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa baik cemas maupun marah berpengaruh buruk pada kesehatan kardiovaskuler (jantung) seseorang".
Masih perlu dilakukan banyak penelitian untuk dapat lebih memahami mekanisme hubungan antara emosi negatif dengan penyakit jantung, tetapi para peneliti telah menduga bahwa hormon stres efinefrin dan norefinefrin memainkan peranan yang signifikan. Kemarahan dan kecemasan merupakan bagian dari emosi yang memicu kelenjar adrenal untuk melepas hormon-hormon tersebut, yang kemudian menggerakkan sumber-sumber tubuh untuk mengatasi situasi yang mengancam. Hormon-hormon tersebut meningkatkan denyut jantung, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah, yang mana kemudian meningkatkan aliran darah yang kaya oksigen ke otot untuk mempersiapkan tindakan pertahanan (seperti lawan atau lari-fight or flight-) ketika menghadapi stresor yang mengancam. Apabila orang terus-menerus atau berulang-ulang mengalami kegelisahan dan kemarahan, tubuh tetap dalam keadaan siaga dalam pertahanan, dalam artian pelepasan hormon-hormon stres terus berlanjut, yang akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada jantung dan pembuluh darah. Hormon stres juga meningkatkan kenaikan viskositas/kepekatan/kekentalan darah, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya sumbatan yang membahayakan dalam pembuluh darah.
Kecemasan dan kemarahan juga membahayakan sistem kardiovaskuler melalui peningkatan kadar kolesterol dalam darah, zat lemak yang menyumbat arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung. Seseorang yang tingkat hostilitasnya tinggi (mudah emosi/marah) cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tingkat hostilitasnya rendah. Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan faktor risiko utama serangan jantung dan stroke.
Selain emosi berupa marah dan cemas, ada pula jenis emosi lain yang berkaitan dengan terjadinya penyakit jantung koroner, yakni depresi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Penninx pada tahun 2001, didapatkan hasil bahwa depresi meningkatkan risiko empat kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung dibandingkan keadaan tidak depresi.
Title : Adakah Kaitan Emosi Dengan Penyakit Jantung Koroner?
Description : Suinn pada tahun 2001, mengatakan, " Telah banyak bukti yang menunjukkan bahwa baik cemas maupun marah berpengaruh buruk pada kesehatan...